Penggunaan AI Diyakini Tingkatkan Deteksi Dini Kanker Payudara

Ilustrasi AI. Foto- Freepik.

Penggunaan AI Diyakini Tingkatkan Deteksi Dini Kanker Payudara

Atalya Puspa • 16 February 2025 10:47

Jakarta: Penggunaan artificial intelligence (AI) untuk melakukan skrining pada pasien kanker payudara diacungi jempol. Karena, dinilai merupakan bagian penting dalam penatalaksanaan kanker yang berpusat pada pasien.

Dosen bidang Radiologi Pencitraan Payudara dan Reproduksi Perempuan dari Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada Lina Choridah mengatakan,  analisis mamogram berbasis AI sudah mengungguli model penilaian risiko tradisional berdasarkan riwayat pribadi dan keluarga. 

“Pendekatan skrining yang lebih personal dan berbasis risiko, dengan memanfaatkan teknologi terbaru, dapat meningkatkan deteksi dan penanganan kanker payudara,”kata Lina, Minggu, 16 Februari 2025.
 

Baca: Hari Kanker Anak Sedunia 15 Februari, Ini Sejarah dan Temanya

Seperti diketahui, menurut laporan WHO, kanker payudara merupakan keganasan tertinggi pada perempuan di seluruh dunia (11,6%). Bahkan, RS dr. Sardjito Yogyakarta mencatat bahwa sejak tahun 2008 sampai 2021, kanker payudara merupakan jenis kanker yang paling banyak dialami oleh pasien penderita kanker. Namun, saat ini sebagian besar penderita kanker payudara terdiagnosis pada stadium lanjut.

Lina  menyebutkan beberapa tahun terakhir, modalitas pencitraan payudara lainnya, seperti Breast Computerized Tomography (BCT), telah dikembangkan. Selain itu, penelitian awal mengenai Electrical Impedance Tomography (EIT) telah dilakukan di Indonesia. Meski teknologi EIT memiliki resolusi pencitraan yang lebih rendah dibandingkan dengan USG. 

Namun EIT mampu membedakan lesi solid dan kistik, dan diharapkan dapat lebih dikembangkan sebagai modalitas pencitraan payudara. “Kedua teknologi tersebut merupakan bagian dari pemeriksaan mamografi,” paparnya.

Menurut Lina, mamografi adalah metode skrining yang paling umum digunakan untuk mendeteksi kanker payudara. Meskipun demikian, keberhasilan program skrining berbasis populasi dan pengembangan metode lokalisasi lesi payudara preoperasi menyebabkan peningkatan pemanfaatan mamografi.

Salah satu opsi yang kini juga dikembangkan mendeteksi kanker payudara melalui perangkat USG yang didukung oleh AI. Di era digital seperti sekarang, perkembangan artificial intelligencediciptakan untuk mempermudah pekerjaan manusia. Bidang radiologi juga tidak luput dari cengkeraman AI. 

Lina menegaskan bahwa penggunaan AI di bidang radiologi bukanlah upaya menggantikan dokter spesialis radiologi. Sebaliknya AI adalah suatu alat bantu yang akan memudahkan pekerjaan dokter spesialis radiologi sehingga dapat meningkatkan fokus terhadap pasien dan bahkan memunculkan peluang untuk mengembangkan keahlian dalam penatalaksanaan deteksi kanker payudara.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(M Sholahadhin Azhar)