Merz Sebut Ketegangan Trump-Zelensky di Gedung Putih ‘Eskalasi yang Direkayasa’

Kanselir Jerman berikutnya, Friedrich Merz. (Anadolu Agency)

Merz Sebut Ketegangan Trump-Zelensky di Gedung Putih ‘Eskalasi yang Direkayasa’

Willy Haryono • 4 March 2025 11:45

Hamburg: Friedrich Merz, pemimpin Uni Demokrat Kristen (CDU) yang diperkirakan akan menjadi kanselir Jerman berikutnya, menilai ketegangan antara Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dengan Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Wakil Presiden JD Vance sebagai "eskalasi yang direkayasa."

Dalam konferensi pers di Hamburg, Merz mengatakan perselisihan yang terjadi pada Jumat di Gedung Putih bukanlah respons spontan terhadap pernyataan Zelensky, melainkan skenario yang telah dirancang sebelumnya. 

"Itu bukan reaksi spontan terhadap intervensi Zelensky, tetapi jelas merupakan eskalasi yang telah direkayasa dalam pertemuan di Oval Office," ujarnya, seperti dikutip dari Euro News pada Selasa, 4 Maret 2025.

Merz juga menegaskan bahwa Eropa harus menunjukkan kemampuannya untuk bertindak secara independen dalam menghadapi tantangan geopolitik. 

"Kita harus membuktikan bahwa kita mampu bertindak secara mandiri di Eropa," tambahnya.

Insiden di Gedung Putih memanas setelah Trump dan Vance menuding Zelensky bersikap "tidak hormat," yang menyebabkan pemimpin Ukraina itu meninggalkan pertemuan lebih awal tanpa menandatangani perjanjian investasi mineral langka dengan AS.

Perdana Menteri Prancis, Francois Bayrou, menyebut momen itu sebagai "adegan mencengangkan." Ia mengatakan bahwa dalam insiden yang disiarkan secara internasional tersebut, terlihat adanya kekerasan verbal dan upaya mempermalukan dengan tujuan menekan Zelensky agar tunduk pada tuntutan agresornya.

Sementara itu, Perdana Menteri Inggris Keir Starmer, dalam pidatonya di House of Commons pada Senin, menegaskan pentingnya memperkuat hubungan antara Inggris dan AS demi kepentingan keamanan, teknologi, perdagangan, dan investasi. 

"Mereka adalah mitra yang tak tergantikan dan akan selalu begitu. Kami tidak akan pernah memilih antara kedua sisi Atlantik," kata Starmer.

Sehari sebelumnya, puluhan pemimpin Eropa serta delegasi dari Kanada dan Turki berkumpul di London untuk membahas masa depan Ukraina. Dalam pertemuan tersebut, disepakati bahwa Eropa akan meningkatkan upaya pertahanannya demi mencapai perdamaian yang kuat, adil, dan berkelanjutan bagi Ukraina. 

"Inggris akan memainkan peran utama, termasuk jika diperlukan, dengan kehadiran pasukan di lapangan dan dukungan udara," ungkap Starmer. (Muhammad Reyhansyah)

Baca juga:  Perusahaan Norwegia Setop Pasokan BBM ke AS Terkait Sikap Trump terhadap Zelensky

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Willy Haryono)