Ilustrasi game roblox.
Putri Purnama Sari • 7 August 2025 14:16
Jakarta: Indonesia dikenal sebagai salah satu negara dengan populasi gamer yang cukup besar. Namun, tidak semua game bisa bebas dimainkan.
Beberapa judul game pernah mendapat sorotan dan mendapatkan imbauan keras dari pemerintah karena dianggap mengandung unsur yang berbahaya bagi tumbuh kembang anak-anak. Misalnya mengandung unsur kekerasan dan berpotensi merusak moral, hingga menyentuh isu sensitif seperti agama, kekerasan, bahkan pornografi.
Daftar Game Online yang jadi Sorotan karena Dinilai Berbahaya di Indonesia
Berikut daftar lengkap
game yang dinilai mengandung unsur bahaya di Indonesia, termasuk
Roblox yang baru-baru ini menjadi sorotan.
1. Roblox
Roblox adalah platform
game online yang memungkinkan pengguna, termasuk anak-anak, membuat dan memainkan
game buatan komunitas. Namun, pada tahun 2025, Roblox menjadi kontroversi setelah
Mendikdasmen Abdul Mu’ti mengimbau agar anak-anak tidak memainkan Roblox.
Alasannya pelarangan
game roblox ini adalah:
- Banyak konten tidak terkontrol dan tidak ramah anak.
- Anak usia dini belum bisa membedakan realitas dan dunia virtual.
- Potensi meniru aksi kekerasan atau perilaku buruk dari game.
2. PUBG Mobile
Game bergenre battle royale ini pernah menjadi sorotan karena menampilkan adegan kekerasan antar pemain secara eksplisit. Bahkan, Majelis Ulama Indonesia (MUI) sempat mengeluarkan fatwa haram untuk PUBG, dengan alasan bahwa permainan tersebut tidak sejalan dengan nilai-nilai moral serta etika dalam Islam.
3. Mortal Kombat 11
Game pertarungan Mortal Kombat 11 juga pernah menjadi sorotan di Indonesia lantaran memiliki visual brutal, karena:
- Menampilkan adegan pembunuhan sadis (fatality).
- Unsur darah dan kekerasan ekstrem.
- Adanya simbol-simbol sensitif yang bisa menyinggung ideologi tertentu.
4. Free Fire
Meski sangat populer di Indonesia, Free Fire juga tidak luput dari sorotan.
Game ini dinilai bisa mengganggu produktivitas para remaja dan memicu peningkatan perilaku agresif.
Selain itu, fitur pembelian dalam aplikasi juga menjadi perhatian, lantaran anak-anak mudah tergoda untuk melakukan transaksi tanpa pengawasan orang tua. Hal ini dapat berdampak negatif terhadap keuangan keluarga serta kesehatan mental anak.
5. Call of Duty (mobile)
Versi
mobile dari waralaba game FPS legendaris ini sempat menuai kontroversi. Beberapa pihak menilai kontennya yang penuh adegan perang dan nuansa militer tidak layak dimainkan oleh anak-anak.
Bahkan Majelis Ulama Indonesia (MUI) sempat menyoroti
game tersebut karena dianggap minim unsur edukasi dan berpotensi mendorong perilaku agresif.