Perempuan Jepara Tetap Setia Mengukir Meski Upah Tak Sebanding

Wakil Ketua MPR Lestari Moerdijat (Rerie) mencoba mengukir kayu saat mengunjungi Desa Patekeyan. Foto: Metro TV.

Perempuan Jepara Tetap Setia Mengukir Meski Upah Tak Sebanding

Medcom • 30 May 2025 07:54

Jakarta: Semangat perempuan Jepara untuk mengukir layak diacungi jempol. Mereka tetap setia menjalani profesi sebagai pengukir meski upaya yang diterima cukup rendah.

Wakil Ketua MPR Lestari Moerdijat (Rerie) menyampaikan, upah yang diterima pengukir di Jepara berkisar Rp10 ribu per papan. Hal itu berdasarkan pengakuan yang disampaikan para pengrajin kayu ukir di Jepara.

"Tadi dibilang satu papan rp10 ribu, sehari bisa 4 sampai enam papan," kata Rerie dikutip dari Metro TV, Jumat, 30 Mei 2025.

Anggota Majelis Tinggi Partai NasDem itu menyampaikan, seluruh pihak harus memikirkan permasalahan tersebut. Sehingga, upah perempuan yang berprofesi sebagai pengukir bisa ditingkatkan.

"Ini mesti harus kita pikirkan untuk meningkatkan kesejahteraan," ungkap dia.
 

Baca juga: 

Kagumi Seni Ukir Jepara, Dubes Bosnia dan Herzegovina Dukung Usulan ke UNESCO


Anggota Komisi X DPR itu menyebut beberapa hal yang bisa dilakukan meningkatkan kesejahteraan para pengukir di Jepara. Salah satunya yaitu mengupayakan kerajinan kayu ukir Jepara sebagai Warisan Budaya Takbenda (WBTB) UNESCO.

"Mudah-mudahan, tidak secara langsung tapi paling tidak ada penghargaan, ada pengakuan, dan sebagai produk di dunia memiliki nilai tambah," sebut dia.

Selain itu, dia menilai profesi ukir Jepara sangat luar biasa. Sebab, harus membutuhkan keahlian dan rasa.

Penilaian itu disampaikan Rerie saat mengunjungi Desa Swasembada Ukir Jepara, Patekeyan. "Salah ngetok aja, rusak itu semua," ujar dia.

Menurut dia, keahlian para pengukir tersebut harus dijaga. Rerie bakal memperjuangan agar seni ukir Jepara berstatus WBTB UNESCO.

"Oleh karena itu selaras sekali kita betul-betul harus berjuang ukiran Jepara masuk UNESCO," kata dia.

Kemampuan mengukir tampaknya sudah menjadi warisan turun temurun bagi warga Patekeyan. Seperti yang disampaikan Umi Kholsum yang telah menggeluti profesi sebagai pengukir kayu Jepara selama 25 tahun.

Umi Kholsum menyampaikan, dia belajar mengukir dari ibunya. Profesi itu ditekuninya sejak kelas 3 SMP.

Umi Kholsum hanya berharap pemerintah bisa semakin memajukan seni ukir Jepara. Sehingga, dapat meningkatkan kesejahteraan para pengukir.

"Harapannya tambah lancar, semakin dimajukan supaya semakin terkenal dan membantu perekonomian keluarga," ujar Umi Kholsum. (Budi Hutomo)

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Anggi Tondi)