Ilustrasi pemilu/MI
Tri Subarkah • 4 January 2025 10:21
Jakarta: Pemerintah dan DPR selaku pembentuk undang-undang harus mengimplementasikan putusan Mahkamah Konsitusi (MK) Nomor 62/PUU-XXII/2024. Putusan itu mencabut ambang batas pencalonan presiden pada pemilihan presiden (pilpres) berikutnya, yakni 2029.
Gagasan menerapkan presidential threshold (PT) sebesar 0 persen pada Pilpres 2034 disebut tak sejalan dengan sifat putusan MK yang final dan mengikat.
Pakar hukum pemilu dari Universitas Indonesia Titi Anggraini menegaskan, sifat putusan MK tersebut tertuang dalam Undang-Undang Dasar 1945, tepatnya pada Pasal 24C ayat (1). Menurutnya, pemberlakukan PT 0 persen pada Pilpres 2034 dapat terjadi jika MK menyatakan secara eksplisit dalam putusan.
"Pembentuk undang-undang jangan cari-cari celah untuk mepreteli dan menyimpangi putusan MK," kata Titi kepada Media Indonesia, Sabtu, 4 Januari 2025.
Baca: Penghapusan Presidential Threshold Memicu Dinamika di Kabinet Presiden Prabowo |