Bank Sentral Tiongkok Fokus Jaga Kestabilan Mata Uang Yuan

Ekonomi Tiongkok. Foto: Unsplash.

Bank Sentral Tiongkok Fokus Jaga Kestabilan Mata Uang Yuan

Arif Wicaksono • 16 February 2024 14:36

Beijing: Bank sentral Tiongkok siap untuk menjaga kebijakan moneter tetap stabil karena para pengambil kebijakan fokus pada pelemahan mata uang yuan.

Bank Rakyat Tiongkok (PBOC) akan mempertahankan suku bunga pinjaman kebijakan satu tahun, yang disebut fasilitas pinjaman jangka menengah (MLF), stabil di 2,5 persen pada pekan ini menurut perkiraan median dalam survei analis Bloomberg.
 

baca juga:

Pendapatan Fiskal Tiongkok Naik 6,4% di 2023


Meskipun terdapat kenaikan seruan kepada otoritas Tiongkok untuk berbuat lebih banyak bagi perekonomian karena harga konsumen turun pada laju tercepat sejak 2009, kekhawatiran mengenai volatilitas yuan telah menghambat PBOC untuk menurunkan suku bunga.

Bank sentral bulan lalu mengumumkan penurunan rasio persyaratan cadangan (RRR) yang lebih besar dari perkiraan untuk bank, salah satu dari beberapa langkah untuk meningkatkan sentimen.

"Tampaknya terlalu terburu-buru untuk menurunkan suku bunga MLF hanya dua minggu setelah penurunan RRR, kata Kepala Strategi Makro Tiongkok di Standard Chartered Becky Liu, dilansir Business Times, Jumat, 16 Februari 2024.

Perekonomian Tiongkok yang lesu dan perbedaan kebijakan moneter dengan Amerika Serikat menambah tekanan pada mata uang lokal.

Laju mata uang Yuan di luar negeri merosot ke level terendah dalam tiga bulan terhadap dolar AS karena para pedagang mengurangi spekulasi penurunan suku bunga The Fed menyusul data inflasi yang lebih kuat dari perkiraan.

Penentuan suku bunga Tiongkok

Mempertahankan MLF tetap stabil selama enam bulan berturut-turut mungkin memiliki risiko karena sentimen memburuk akibat melemahnya permintaan, gejolak pasar properti, dan arus keluar modal.

"Situasi ini mungkin cukup mengerikan bagi bank sentral untuk menurunkan suku bunga pinjaman sedini mungkin," demikian menurut Analis di Everbright Securities dan Mizuho Securities.

Ekonom Tiongkok di Societe Generale Michelle Lam menuturkan PBOC mungkin menunggu bukti lebih lanjut untuk menurunkan suku bunga. Data sejauh ini memberikan gambaran beragam mengenai tanda-tanda pemulihan. Pertumbuhan pinjaman di Tiongkok turun ke rekor terendah bulan lalu, menggarisbawahi lemahnya permintaan pinjaman, sedangkan aktivitas pabrik Tiongkok meningkat untuk bulan ketiga di Januari.

"Penurunan suku bunga MLF masih diperlukan namun waktunya mungkin akan ditentukan kemudian dengan mempertimbangkan stabilitas mata uang, sementara pasar terus menyesuaikan ekspektasi mereka terhadap penurunan suku bunga Fed,” kata Kepala Penelitian di Credit Agricole CIB Zhi Xiaojia.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Arif Wicaksono)