Solar panel. Foto: Unsplash.
Beijing: Pesatnya transisi energi ramah lingkungan dari Tiongkok memberikan masalah bagi produsen. Hal ini membuat produksi panel surya Tiongkok tak terserap dengan baik di pasar.
Manajer Senior di Konsultan Ekonomi Lantau Group David Fishman mengatakan setiap negara di dunia yang memasang banyak energi terbarukan sedang mencari cara cerdas yang didukung kecerdasan buatan (AI) untuk memasarkan produk ini.
"Atau setidaknya didukung model untuk mendistribusikan dan memanfaatkan energi ini. dengan cara yang paling efisien dan efektif,” kata David Fishman, dilansir Business Insider, Jumat, 24 Mei 2024.
Persoalan efektivitas pemasaran membuat Tiongkok juga menghadapi masalah kelebihan produksi di dalam negeri menyusul laju pertumbuhan energi surya yang sangat tinggi.
Tiongkok telah memasang begitu banyak panel surya sehingga menghasilkan listrik berlebih sehingga negara tersebut tidak memiliki kapasitas penyimpanan atau transmisi. Kelebihan kapasitas tersebut telah mendorong otoritas Tiongkok untuk menarik sejumlah dukungan harga untuk sektor ini, sehingga menyebabkan lebih sedikit instalasi panel surya.
Pembangunan pesat panel surya
Tiongkok masih memasang panel surya dengan pesat pada kuartal pertama 2024. Tingkat pemasangannya melonjak lebih dari sepertiga dibandingkan tahun lalu. Namun, pertumbuhan ini jauh lebih lambat dibandingkan dengan lonjakan sebesar 154 persen pada kuartal yang sama 2023.
Pada Maret tahun ini, Tiongkok, pasar energi surya terbesar di dunia, telah memasang kapasitas 660 gigawatt. Sementara itu, AS mengakhiri tahun 2023 dengan 179 gigawatt, yang cukup untuk memberi daya pada 33 juta rumah di Amerika.
Menurut analisis Bloomberg pada April pabrikan Tiongkok memproduksi lebih banyak panel surya dibandingkan jumlah yang ingin dibeli masyarakat di dalam negeri.
Ekspor ke pasar internasional
Mengingat kelebihan pasokan di dalam negeri, Tiongkok terus membuang kelebihan panel suryanya ke pasar internasional. Hal ini dilakukan setelah pabrikan Tiongkok juga merasakan dampak dari kelebihan kapasitas panel surya.
Untuk mengatasi limpahan dari Tiongkok, Presiden AS Joe Biden akan menggandakan tarif impor sel surya Tiongkok dari 25 persen menjadi 50 persen. Tiongkok juga telah menolak klaim negara-negara Barat mengenai kelebihan kapasitas industri panel surya.
Produsen Sel Surya Longi Green Energy Technology mengumumkan akan memberhentikan ribuan pekerjanya karena kelebihan kapasitas dan harga yang rendah.
Kelebihan kapasitas panel surya di Tiongkok sangat buruk sehingga Asosiasi Industri Fotovoltaik Tiongkok menyerukan lebih banyak merger dan akuisisi, serta pembatasan persaingan domestik untuk mengendalikan kapasitas.