Hamas tembak roket ke wilayah Tel Aviv, Israel. (Hurriyet Daily)
Marcheilla Ariesta • 13 August 2024 21:37
Gaza: Hamas menembakkan dua roket ke pusat komersial Israel, Tel Aviv, untuk kali pertama dalam beberapa bulan. Serangan dilakukan saat para mediator berusaha untuk melanjutkan perundingan gencatan senjata akhir minggu ini.
Tidak ada laporan korban di Israel. Dua roket telah ditembakkan dari Gaza, kata militer Israel, salah satunya jatuh ke laut dan yang lainnya belum mencapai wilayah Israel.
"Kami telah mengebom kota Tel Aviv dan pinggirannya dengan dua rudal 'M90' sebagai tanggapan atas pembantaian Zionis terhadap warga sipil dan pemindahan paksa warga kami secara sengaja," kata sayap militer Hamas dalam sebuah pernyataan, dilansir dari Al Arabiya, Selasa, 13 Agustus 2024.
Serangan udara Israel menewaskan 19 warga Palestina di Jalur Gaza bagian tengah dan selatan pada hari Selasa, kata petugas medis. Hamas terakhir kali mengklaim telah menembakkan roket ke Tel Aviv pada bulan Mei.
Sebuah serangan menewaskan enam orang di Deir Al-Balah, termasuk seorang ibu dan bayi kembarnya yang berusia empat hari, sementara tujuh warga Palestina lainnya tewas dalam serangan terhadap sebuah rumah di kamp Al-Bureij di dekatnya.
Sebanyak empat orang tewas dalam dua serangan terpisah di kamp Al-Maghazi di Jalur Gaza bagian tengah dan Rafah di selatan, dan dua orang tewas dalam serangan terhadap sebuah rumah di lingkungan Sheikh Radwan di Kota Gaza di utara, kata petugas medis.
Militer Israel dan Jihad Islam serta Hamas mengatakan mereka bertempur di beberapa wilayah Gaza.
Militer Israel mengatakan telah membunuh orang-orang Palestina bersenjata dan membongkar bangunan militer di Khan Younis, menemukan senjata dan bahan peledak di Rafah, dan menyerang peluncur roket dan pos penembak jitu di Gaza bagian tengah.
Pembicaraan gencatan senjata
AS mengatakan pada hari Senin bahwa mereka mengharapkan pembicaraan gencatan senjata Gaza yang dijadwalkan pada hari Kamis akan berjalan sesuai rencana, dan bahwa kesepakatan masih mungkin terjadi. Axios melaporkan bahwa Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken berencana berangkat pada hari Selasa untuk berdiskusi di Qatar, Mesir, dan Israel.
Pemerintah Israel mengatakan akan mengirim delegasi ke perundingan hari Kamis untuk menyelesaikan rincian proposal perjanjian.
Namun Hamas menuntut rencana yang dapat dilaksanakan untuk mengimplementasikan proposal tersebut, yang disampaikan oleh Presiden AS Joe Biden pada bulan Mei - daripada lebih banyak perundingan.
Seorang pejabat Hamas mengatakan bahwa laporan CNN yang mengatakan kelompok tersebut berencana untuk hadir pada hari Kamis adalah salah.
"Pernyataan kami beberapa hari yang lalu jelas: yang dibutuhkan adalah implementasi, bukan lebih banyak negosiasi," kata pejabat tersebut, yang menolak disebutkan namanya karena sensitivitas masalah tersebut.
Perang tersebut dipicu ketika para pejuang yang dipimpin Hamas menyerbu Israel pada tanggal 7 Oktober, menewaskan 1.200 orang dan membawa sekitar 250 orang sebagai sandera kembali ke Gaza, menurut penghitungan Israel.
Hampir 40.000 warga Palestina telah tewas sejak serangan Israel di Gaza, dengan sebagian besar wilayah kantong itu hancur dan sebagian besar penduduk mengungsi.
Kesepakatan gencatan senjata akan bertujuan untuk mengakhiri pertempuran di Gaza dan memastikan pembebasan sandera Israel yang ditahan di daerah kantong itu sebagai imbalan bagi warga Palestina yang dipenjara di Israel.
Di Deir Al-Balah, salah satu tempat terpadat di Gaza dengan ratusan ribu orang mengungsi, banyak yang sangat menginginkan gencatan senjata.
“Cukup, kami tidak lagi mampu menoleransi perang, kelaparan, dan pengungsian yang sering terjadi,” kata Ghada, seorang ibu enam anak yang dua hari lalu harus meninggalkan tendanya di Khan Younis berdasarkan perintah evakuasi baru Israel.
“Saya berharap kali ini mereka akan mencapai gencatan senjata. Jika tidak, saya tidak tahu berapa lama lagi kami bisa bertahan,” pungkasnya.
Baca juga: Israel Masih Terus Bombardir Gaza Ditengah Ancaman Meluasnya Perang Timur Tengah