Gibran Dinilai Maju karena Jokowi Ingin Berkuasa Kembali

Cawapres nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka/Medcom/Tri

Gibran Dinilai Maju karena Jokowi Ingin Berkuasa Kembali

Candra Yuri Nuralam • 5 January 2024 16:08

Jakarta: Calon presiden nomor urut dua Gibran Rakabuming Raka dinilai maju karena Presiden Joko Widodo (Jokowi). Kepala Negara masih ingin menjabat, tapi aturan yang berlaku tidak mengizinkan.

“Yang sebenarnya mempertaruhkan jabatan petahana tapi secara terselubung. Karena tentu saja petahananya secara konstitusional tidak bisa maju lagi, maka anaknya yang maju,” kata Ahli Hukum Tata Negara Bivitri Susanti di Gedung Permata Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat, 5 Januari 2024.

Bivitri meyakini Gibran merupakan representasi Jokowi yang tidak bisa maju saat ini. Menurutnya, kecurangan dan ketidakadilan dalam pemilihan umum (pemilu) sangat masuk akal terjadi.

Spekulasi itu didasari petahana yang ikut campur dalam pemilihan kali ini. Kepala Negara, kata Bivitri, memiliki pengaruh besar untuk mengatur bawahannya.
 

Baca: Pengamat Nilai Jokowi Ngotot Ingin Pilpres 1 Putaran

“Secara teoritis, secara praktis, secara pengalaman kita sudah belajar, kalau petahana berkompetisi, selalu akan ada kecenderungan pemihakan, karena kita bicara soal struktur pemerintahan yang memang hirarki sekali,” ucap Bivitri.

Bivitri mengamini Jokowi tidak ikut campur secara langsung dalam pencalonan Gibran dalam Pemilu 2024. Tapi, dia meyakini ada keterlibatan terselubung Kepala Negara yang memberikan karpet merah untuk Gibran.

Buktinya, kata Bivitri, ada beberapa kejadian yang diyakini merupakan pelanggaran pemilu, tapi, penangannnya lembek. Contohnya yakni dukungan Satpol PP kepada Prabowo Gibran, dan beda pandangan soal pembagian susu di car free day.

“Jadi ini sudah dimulai, ketidakjurdilan ini sudah dimulai,” terang Bivitri.

Kelembekan tindak lanjut dalam pelanggaran itu diyakini karena sosok Presiden yang ada di balik Gibran. Apalagi, kata Bivitri, Jokowi memiliki kekuatan yang besar karena sudah menjabat selama sepuluh tahun.

“Tapi, yang sekarang ini kan kita semua tahu kekuasannya sudah secara ekspansif dilakukan selama 10 tahun ini,” tutur Bivitri.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(M Sholahadhin Azhar)