Rupiah Ambruk! Parkir di Rp15.686/USD

Ilustrasi. Foto: dok MI/Ramdani.

Rupiah Ambruk! Parkir di Rp15.686/USD

Ade Hapsari Lestarini • 7 October 2024 16:14

Jakarta: Kurs rupiah pada penutupan perdagangan sore ini makin anjlok. Mata uang Garuda tersebut tertekan dalam sejak perdagangan pagi.

Melansir data Bloomberg, Senin, 7 Oktober 2024, rupiah melemah ke level Rp15.686 per USD dibandingkan pembukaan perdagangan sebelumnya yang berada di posisi Rp15.485 per USD.

Nilai tukar rupiah sudah bergerak melemah hingga 201,5 poin atau setara 1,30 persen.

Senada, melansir data Yahoo Finance, rupiah diperdagangkan ke posisi Rp15.675 per USD. Gerak rupiah terpantau melemah hingga 196 poin atau setara 1,27 persen.

Sedangkan berdasarkan data kurs referensi Bank Indonesia, Jakarta Interbank Spot Dolar Rate (Jisdor), rupiah diperdagangkan ke posisi Rp15.680 per USD.
 

Baca juga: Rupiah Belum Mampu Tandingi Dolar AS



Ilustrasi mata uang dolar AS. Foto: dok MI.


2 faktor penyebab rupiah anjlok


Melansir Media Indonesia, pengamat pasar uang Ariston Tjendra memproyeksikan kurs rupiah masih berpeluang melemah di tengah kondisi ketenagakerjaan Amerika Serikat (AS) yang masih solid serta ketegangan di Timur Tengah yang terus meluas.

"Rupiah masih berpeluang melemah terhadap dolar AS hari ini. Indeks dolar AS terlihat bergerak menguat di kisaran 102,40-an pagi ini, di mana di Jumat pagi masih di kisaran 101,70-an," kata Ariston Tjendra.

Ariston menuturkan data non-farm payrolls (NFP) AS yang dirilis Jumat pekan lalu menunjukkan kondisi ketenagakerjaan AS yang masih solid, yakni 254 ribu pada September 2024, lebih tinggi dibanding 159 ribu pada bulan sebelumnya.

"Kondisi yang masih bagus ini bisa mendorong The Fed untuk mengurungkan kebijakan pemangkasan suku bunga yang lebih besar," ujar dia.

Selain itu, ketegangan di Timur Tengah yang belakangan meningkat juga menjadi pendorong penguatan dolar AS sebagai aset safe haven.

"Konflik kelihatannya terus berlanjut dengan Israel diketahui menyusun rencana untuk melakukan penyerangan, apalagi setelah negaranya Kembali diserang oleh Iran," tutur dia.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Ade Hapsari Lestarini)