Rupiah Pagi-pagi Melesat Naik 127 Poin ke Level Rp15.112/USD

Ilustrasi. Foto: dok MI.

Rupiah Pagi-pagi Melesat Naik 127 Poin ke Level Rp15.112/USD

Husen Miftahudin • 20 September 2024 10:21

Jakarta: Nilai tukar (kurs) rupiah pada pembukaan perdagangan hari ini mengalami penguatan signifikan dibandingkan dengan penutupan perdagangan kemarin.

Mengutip data Bloomberg, Jumat, 20 September 2024, rupiah hingga pukul 9.50 WIB berada di level Rp15.112 per USD. Mata uang Garuda tersebut naik sebanyak 127 poin atau setara 0,83 persen dari Rp15.239 per USD pada penutupan perdagangan hari sebelumnya.

Analis pasar uang Ibrahim Assuaibi mengatakan, Federal Reserve telah memangkas suku bunga 50 bps di kisaran 4,75 persen hingga 5,00 persen, dengan alasan keyakinan yang lebih besar, inflasi akan terus surut ke target tahunan bank sentral AS sebesar dua persen.

Para pembuat kebijakan melihat suku bunga acuan Fed turun 50 bps lagi pada akhir tahun ini, 100 bps lagi pada 2025, dan 50 bps lagi pada 2026 hingga berakhir pada kisaran 2,75 persen sampai 3,00 persen.

"Pemotongan suku bunga yang sangat besar oleh Federal Reserve memicu beberapa kekhawatiran atas ekonomi yang melambat. Bank sentral khawatir atas perlambatan di pasar tenaga kerja, yang berpotensi menimbulkan lebih banyak hambatan ekonomi dalam beberapa bulan mendatang," ungkap Ibrahim.

Pemotongan suku bunga The Fed menimbulkan reaksi beragam Bank sentral memangkas suku bunga sebesar 50 basis poin, batas atas ekspektasi pasar, dan mengumumkan dimulainya siklus pelonggaran yang akan membuat suku bunga turun lebih jauh.

Sementara suku bunga yang lebih rendah biasanya menjadi pertanda baik bagi aktivitas ekonomi, pemotongan agresif The Fed memicu beberapa kekhawatiran atas potensi perlambatan pertumbuhan ekonomi.

Sementara Ketua The Fed Jerome Powell membantu meredakan beberapa kekhawatiran ini, ia juga mengatakan bahwa The Fed tidak berniat kembali ke era suku bunga yang sangat rendah, dan suku bunga netral bank sentral kemungkinan akan jauh lebih tinggi daripada yang terlihat di masa lalu.

Komentarnya menunjukkan sementara suku bunga akan turun dalam jangka pendek, The Fed kemungkinan akan mempertahankan suku bunga lebih tinggi dalam jangka menengah hingga panjang.
 

Baca juga: Rupiah Ditutup Menguat 0,63% ke Level Rp15.239/USD
 

BI pangkas suku bunga duluan


BI sebelumnya telah memutuskan untuk memangkas suku bunga acuan dari level 6,25 persen menjadi 6,00 persen. Keputusan BI tersebut dinilai berani, taktis dan antisipatif (preemptive) untuk menopang penguatan ekonomi di tengah indikasi melemahnya sejumlah sendi-sendi perekonomian.

Melemahnya sendi perekonomian tersebut terindikasi dari deflasi empat bulan berturut-turut, angka PMI manufaktur di bawah ambang batas normal 50 selama dua bulan terakhir, indeks kepercayaan pebisnis dan konsumen menurun, serta angka pengangguran terus mendaki setiap bulannya

"Keputusan menurunkan suku bunga acuan ini menjadi bukti bahwa BI tak sekadar mengekor pada bank sentral Amerika Serikat (AS) The Fed. BI berani mendahului The Fed yang baru akan memutuskan menahan atau menurunkan suku bunga Federal Funds Rate (FFR) pada pertemuan 20-21 September 2024," jelas Ibrahim.

Dengan penurunan BI Rate sebesar 25 bps menjadi 6,0 persen yang dinilai tepat waktu dan tujuan ini, diharapkan perbankan juga akan melakukan penyesuaian suku bunga. Tujuannya agar permintaan kredit bisa terdongkrak sehingga perekonomian kembali pulih dan membaik di masa transisi pemerintahan.

Jika ekspektasi inflasi mengarah ke target sasaran yang 2,5 persen dan kurs rupiah tetap stabil, maka masih ada ruang bagi BI untuk menurunkan suku bunga acuan, setidaknya (menurunkan) 50-75 bps menjadi 5,50-5,25 persen untuk menjadi stimulus perekonomian dari jalur kebijakan moneter yang tetap pro-growth.

Melihat berbagai perkembangan tersebut, Ibrahim memprediksi rupiah pada perdagangan hari ini akan bergerak secara fluktuatif dan kemungkinan besar akan kembali mengalami penguatan.

"Untuk perdagangan hari ini, mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup menguat di rentang Rp15.150 per USD hingga Rp15.250 per USD," tutup Ibrahim.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Husen Miftahudin)