10 Tahun Paris Agreement, Dunia Masih Jauh dari Target 1,5 Derajat Celsius

Satu dekade Paris Agreement, dunia masih gagal menahan laju pemanasan global di tengah lemahnya komitmen perubahan iklim negara-negara besar. (Anadolu Agency)

10 Tahun Paris Agreement, Dunia Masih Jauh dari Target 1,5 Derajat Celsius

Willy Haryono • 14 December 2025 13:07

Ankara: Sepuluh tahun sejak Paris Agreement disepakati pada 2015, upaya global untuk menahan laju pemanasan bumi masih jauh dari target. Kesepakatan iklim yang ditandatangani 195 negara itu menargetkan pembatasan kenaikan suhu global di bawah 2 derajat Celsius, dengan ambisi menahan pada 1,5 derajat, serta pencapaian emisi nol bersih pada paruh kedua abad ini.

Namun hingga 2025, banyak negara dinilai belum menunjukkan kemajuan signifikan untuk memenuhi komitmen perubahan iklim.

Situasi menjadi semakin kompleks setelah Amerika Serikat kembali menarik diri dari Paris Agreement. Pada 20 Januari 2025, bertepatan dengan pelantikannya, Presiden Donald Trump mengumumkan keluarnya AS dari perjanjian iklim global itu dan menetapkan “Darurat Energi Nasional” guna mempercepat produksi bahan bakar fosil.

Pemerintah AS juga menghentikan seluruh bantuan luar negeri terkait iklim melalui USAID. Langkah tersebut dikhawatirkan menghambat kerja sama global, terutama ketika emisi karbon dunia tercatat mencapai rekor tertinggi pada 2023 dan 2024.

Laporan Program Lingkungan PBB (UNEP) bertajuk Emissions Gap Report 2024: No More Hot Air … Please! menegaskan bahwa negara-negara harus memangkas emisi gas rumah kaca sebesar 42 persen pada 2030 dan 57 persen pada 2035 agar target 1,5 derajat Celsius tetap dalam jangkauan. Tanpa langkah tersebut, ambisi menahan pemanasan global dinilai akan gagal.

“Tidak ada lagi waktu untuk janji tanpa tindakan,” kata salah satu perwakilan UNEP, dikutip dari Anadolu Agency pada Kamis, 11 Desember 2025.

Di tengah tantangan tersebut, agenda industrialisasi hijau kembali mengemuka dalam Konferensi Perubahan Iklim PBB (COP30) di Belem, Brasil, pada November 2025. Sebanyak 35 negara menandatangani Belem Declaration on Global Green Industrialization sebagai kerangka percepatan teknologi ramah lingkungan dan dekarbonisasi sektor industri berat.

Pertemuan itu juga melanjutkan peta jalan pembiayaan iklim dari COP29 di Baku, yang menargetkan pendanaan global mencapai 1,3 triliun dolar AS per tahun pada 2035.

Ke depan, Turki dijadwalkan menjadi tuan rumah COP31 pada 2026. Konferensi tingkat tinggi tersebut akan digelar di Istanbul, sementara pertemuan utama berlangsung di Antalya.

Hampir 200 negara dijadwalkan hadir untuk merumuskan target penurunan emisi terbaru, skema pendanaan iklim, strategi adaptasi, serta implementasi pasar karbon. Penyelenggaraan COP31 dinilai akan memperkuat peran Türkiye dalam diplomasi iklim internasional. (Keysa Qanita)

Baca juga:  KTT Iklim COP30 Berakhir Tanpa Komitmen Penghapusan Bahan Bakar Fosil

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
(Willy Haryono)