Tempat penampungan dari korban kebakaran apartemen Hong Kong. Foto: The New York Times
Hong Kong: Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di Hong Kong datangi lokasi shelter atau tempat penampungan korban selamat dari kebakaran gedung apartemen. KJRI mengunjungi warga negara Indonesia yang berada di penampungan.
“Konjen RI di Hong Kong dan sejumlah besar Satgas Pelindungan WNI KJRI kembali menuju lokasi kebakaran untuk mengunjungi warga kita yang tinggal di beberapa shelter di dekat lokasi kejadian,” sebut keterangan Kementerian Luar Negeri, Jumat 28 November 2025.
“Satgas juga bawa bantuan makanan, minum dan barang-barang yang dibutuhkan, tidak hanya oleh warga kita tapi juga bagi mereka yang terdampak,” imbuh keterangan itu.
“KJRI terus lakukan koordinasi intensif dgn perwakilan terkait pemerintah HK, LSM, ormas PMI dan diaspora Indonesia lainnya,” ujar pihak kementerian.
?Sampai pagi ini, jumlah korban meninggal sudah berjumlah 94 orang. Belum ada konfirmasi lagi mengenai adanya PMI-WNI yang meninggal atau terluka, masih tetap dua PMI meninggal dan dua PMI luka.
Dari dua orang yg dirawat, satu orang sudah keluar dari rumah sakit dansaat ini tinggal di kediaman kerabat pemberi kerja (majikan). Sementara satu lainnya, sudah dalam kondisi stabil dan tinggal menunggu diizinkan pulang.
Pihak berwenang Hong Kong mengatakan pada Jumat 28 November bahwa api hampir sepenuhnya padam dan tim penyelamat menyisir gedung-gedung tinggi yang terbakar untuk mencari puluhan orang yang masih dinyatakan hilang.
Jumat pagi, pihak berwenang mengatakan api telah berhasil dipadamkan di empat dari hampir 2.000 unit kompleks apartemen yang luas itu, lebih dari 24 jam setelah kebakaran terjadi di kompleks yang terdiri dari delapan gedung tersebut.
Setidaknya 76 orang terluka dalam kebakaran tersebut, termasuk 11 petugas pemadam kebakaran, kata seorang juru bicara pemerintah. Banyak orang masih hilang, meskipun jumlah pastinya belum diperbarui sejak Kamis pagi.
Pihak berwenang telah mulai menyelidiki pemicu kebakaran tersebut -,yang terburuk di pusat keuangan itu dalam hampir 80 tahun,- termasuk keberadaan perancah bambu dan jaring plastik yang melilit struktur bangunan tersebut sebagai bagian dari renovasi seluruh kompleks.