Sekuriti SPPG Gedong 2 Salim Husein Mahu (tengah) menyampaikan permintaan maaf. Foto: Istimewa.
Siti Yona Hukmana • 2 October 2025 11:56
Jakarta: Kasus kekerasan terhadap dua wartawan di lokasi Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG), Jakarta Timur (Jaktim), saat meliput kasus 20 siswa SDN 01 Gedong, Pasar Rebo, Jakarta Timur, keracunan makanan bergizi gratis (MBG), berakhir damai. Sekuriti SPPG Gedong 2 meminta maaf kepada kedua korban.
Mediasi antara pelaku, Salim Husein Mahu, 55, dengan wartawan Wartakota, Miftahul Munir, dan wartawan MNC, Rizki Fahluvi digelar di Polsek Pasar Rebo, pada Rabu, 1 Oktober 2025. Salim menyampaikan permohonan maaf yang sedalam-dalamnya kepada kedua jurnalis.
"Saya mengaku khilaf dan bersalah atas kejadian kesalahpahaman di SPPG Gedong 2 pada Selasa, 30 September 2025. Dengan adanya surat ini saya berjanji tidak akan mengulangi perbuatan tersebut di kemudian hari," kata Salim dikutip, Kamis, 2 Oktober 2025.
Sementara itu, Munir mengatakan, ia menerima permohonan maaf dari Salim. Munir menyebut telah memberikan penjelasan terkait tujuannya datang ke SPPG bukan untuk mencari kesalahan.
"Tapi, menelusuri SPPG penyedia MBG atas dugaan siswa SDN 01 Keracunan," ujar Munir.
Munir menambahkan, dirinya kasihan melihat pelaku yang sudah berumur. Munir juga tak ingin Salim kehilangan pekerjaan di SPPG.
"Saya menerima permohonan maaf dari beliau dan tak ada rasa dendam apa pun," ungkap Munir.
Kapolsek Pasar Rebo AKP I Wayan Wijaya membenarkan perkara ini telah berakhir damai. "Betul sudah diselesaikan secara restorative justice," terang Wayan.
Wartawan Wartakota, Miftahul Munir, dan wartawan MNC, Rizki Fahluvi, sepakat mengakhiri kasus kekerasan yang dilakukan Sekuriti SPPG Gedong 2 Salim Husein Mahu. Foto: Dok/Istimewa.
Munir dan Rizki (Kiki) mendapat kekerasan pada Selasa, 30 September 2025. Munir menceritakan kronologi peristiwa. Munir sedang melakukan peliputan bersama rekannya Kiki di kantor SPPG Gedong 2, tepat di seberang Kampus Unindra, pada Selasa siang, 30 September 2025.
Mereka datang untuk mencari keterangan soal MBG yang diduga membuat 20 murid keracunan. Namun, tiba-tiba didatangi seorang bapak penjaga yang sudah berusia lanjut.
"Nyuruh masuk dikira saya tukang cuci ompreng. Pas habis parkir saya tanya mau ketemu kepala SPPG tapi dia nyuruh keluar," kata Munir kepada wartawan.
Munir mengatakan, ia dan rekannya keluar sambil memvideokan sosok orang tak dikenal yang diduga sudah marah. Tak lama, sebuah mobil bertuliskan SPPG masuk ke lokasi. Munir berusaha mengambil gambar, tapi dihalau.
"Si bapak itu ngelarang. Saya bilang, ini di luar area publik enggak bisa larang-larang. Terus salah satu pegawai SPPG samperin saya ngejelasin bahwa bukan di situ penyedia MBG yang menyebabkan siswa keracunan, tapi di pinggir jalan dekat samping air biru," terang Munir.
Namun, suasana mendadak panas. Sang penjaga tiba-tiba emosi dan mengangkat kepalan tangan, hendak memukul.
"Tiba-tiba malah cekik saya dan Kiki. Si bapak keamanan tadi dipegangin oleh rekan-rekannya SPPG," pungkas Munir.
Kasus ini dilaporkan ke Polsek Pasar Rebo. Kedua wartawan yang menjadi korban pun telah menjalani visum.