Warga Palestina mengantre untuk bantuan kemanusiaan. (Haitham Imad/EFE via EPA)
Riza Aslam Khaeron • 1 July 2025 10:37
Tel Aviv: Melansir Media Israel, Pasukan Pertahanan Israel (IDF) secara resmi mengakui telah menewaskan sejumlah warga sipil Palestina di dekat pusat distribusi bantuan kemanusiaan di Gaza dalam beberapa pekan terakhir.
Pengakuan ini disampaikan dalam pernyataan terbuka, setelah laporan berulang tentang penembakan terhadap warga yang sedang mengantre bantuan dari Gaza Humanitarian Foundation (GHF) di area Nuseirat dan berbagai lokasi lain.
Menurut pernyataan resmi IDF, insiden penembakan terjadi saat pasukan Israel berusaha mengendalikan kerumunan yang mendekati zona sensitif di sekitar titik distribusi.
"Dalam tiga kasus tragis, artileri ditembakkan ke wilayah sekitar lokasi bantuan untuk mencegah warga mendekat ke zona tertentu di luar pusat distribusi," ujar militer Israel, dikutip Media Israel, 30 Juni 2025.
Berdasarkan hasil investigasi internal, tembakan artileri yang tidak akurat itu menimbulkan 30-40 korban warga Palestina, termasuk sejumlah korban jiwa. IDF menyatakan korban sipil "tidak seharusnya terjadi" dan diakui sebagai akibat kesalahan penembakan artileri, bukan penargetan langsung ke warga sipil.
Militer Israel mengaku telah menghentikan penggunaan artileri di sekitar titik distribusi bantuan, dan kini menerapkan metode pengamanan baru, sebut telah "belajar dari pengalaman".
"Kami telah mengatur ulang akses ke pusat bantuan, menambah pagar, rambu, dan jalur tambahan," jelas IDF. Setiap kasus korban sipil di sekitar lokasi bantuan, menurut militer, kini diselidiki dan dievaluasi untuk mencegah tragedi serupa terulang.
Pihak IDF menegaskan selama ini tidak ada proses penyaringan terhadap siapa pun yang datang mengambil bantuan, sehingga anggota Hamas atau kelompok bersenjata lain juga bisa datang mengambil paket makanan. Dalam waktu dekat, militer menyatakan kemungkinan akan dimulai proses screening dan pembukaan tambahan titik distribusi bantuan.
Laporan Haaretz sebelumnya mengungkap dugaan praktik penggunaan tembakan langsung terhadap kerumunan, dengan testimoni prajurit yang menyebut situasi di lapangan sebagai "ladang pembantaian."
Baca Juga: Operasi 'Salted Fish': Militer Israel Dituduh Jadikan Distribusi Bantuan Sebagai Medan Tembak |