Skema Potongan Aplikasi Disebut Tak Memberikan Kesejahteraan Driver Online

Ilustrasi. Foto: dok Istimewa.

Skema Potongan Aplikasi Disebut Tak Memberikan Kesejahteraan Driver Online

Deny Irwanto • 21 July 2025 22:56

Jakarta: Organisasi Angkutan Sewa Khusus Indonesia (ORASKI) menolak usulan DPR terkait pembatasan potongan aplikasi maksimal 10 persen yang disampaikan dalam RDP (Rapat Dengar Pendapat) dengan pemerintah (Kementrian Perhubungan) terkait rencana pembuatan regulasi angkutan online.

Ketua Umum ORASKI, Fahmi Maharaja, menyampaikan hal tersebut akan berdampak buruk bagi ekosistem transportasi online yang selama ini telah berjalan baik tanpa mendapatkan subsidi dari pemerintah.

"Kami memandang pemotongan biaya aplikasi merupakan ranah bisnis ke bisnis (B2B) antara aplikator dan mitranya. Pemerintah sebagai regulator seharusnya tidak masuk terlalu jauh ke dalam ruang tersebut," kata Fahmi dalam keterangan pers, Senin, 21 Juli 2025.
 

Baca: Demo Ojol, Enggan Berubah Status dan Menolak Potongan Komisi 10%
 
Fahmi menjelaskan prinsipnya ORASKI mendukung setiap upaya untuk meningkatkan kesejahteraan driver online, namun  apabila pemotongan biaya aplikasi ditekan akan menjadi  kontraproduktif karena dampak yang ditimbulkan hanya kepada tarif penumpang yang akan semakin rendah.

Dia memandang solusi terbaik meningkatkan kesejahteraan driver dengan pemberian insentif pajak, subsidi kendaraan, dan edukasi berkelanjutan dari pemerintah.

"Seperti penghapusan PPN dan PPh atas pembelian kendaraan operasional, potongan pajak untuk pembelian suku cadang, subsidi program edukasi dan pelatihan untuk driver, pendekatan perlindungan usaha yang selama ini juga diberikan kepada taksi konvensional," jelasnya.

Fahmi Kembali meneankan jika pemerintah atau DPR tetap memaksakan intervensi pada regulasi tarif dan potongan yang bukan ranah kewenangannya, maka risiko keruntuhan seluruh ekosistem transportasi online sangat besar.

"ORASKI percaya bahwa keberlangsungan sektor transportasi online hanya bisa dijaga melalui dialog yang sehat, regulasi yang proporsional, serta keterlibatan nyata dari para
pelaku utamanya yakni mitra pengemudi sendiri. Kami akan terus berada di jalur perjuangan yang rasional dan solutif, tanpa perlu terjebak dalam dinamika politik sesaat yang justru dapat merusak ekosistem yang telah kita bangun bersama," ujar Fahmi.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Deny Irwanto)