Zelensky Tegaskan Tak akan Lepas Tuntutan Keanggotaan NATO untuk Akhiri Perang

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy di Konferensi Munich. (EPA-EFE/ANNA SZILAGYI)

Zelensky Tegaskan Tak akan Lepas Tuntutan Keanggotaan NATO untuk Akhiri Perang

Riza Aslam Khaeron • 16 February 2025 12:48

Munich: Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dengan tegas menyatakan bahwa negaranya tidak akan melepaskan tuntutan untuk bergabung dengan NATO, bahkan di tengah upaya untuk mengakhiri perang yang sedang berlangsung dengan Rusia.

Pernyataan ini disampaikan Zelensky dalam konferensi keamanan di Munich pada Sabtu, 15 Februari 2025.

Menurut Zelensky, “Kami percaya bahwa inti dari jaminan keamanan bagi Ukraina harus berupa keanggotaan NATO atau kondisi yang memungkinkan kami membangun NATO versi lain di sini, di Ukraina,” mengutip Euronews pada Minggu, 16 Februari 2025, Zelensky menegaskan bahwa hanya dengan menjadi anggota NATO, Ukraina dapat menghentikan serangan Rusia di masa depan.

Zelensky juga mengungkapkan bahwa Rusia sedang mempersiapkan operasi militer di Belarus dengan dalih latihan militer. “Kami memiliki intelijen yang jelas bahwa Rusia berencana mengirim pasukan ke Belarus pada musim panas dengan dalih latihan. Tapi ini persis seperti bagaimana invasi ke Ukraina dipersiapkan tiga tahun lalu,” ungkapnya.

Pernyataan ini memberikan peringatan keras kepada negara-negara NATO untuk meningkatkan kesiapan mereka terhadap kemungkinan eskalasi konflik.

Namun, pandangan ini bertolak belakang dengan pernyataan Menteri Pertahanan AS, Pete Hegseth, yang sebelumnya menyebutkan bahwa keanggotaan NATO bagi Ukraina bukanlah solusi yang realistis.
 

Baca Juga:
Zelensky Serukan Pembentukan’ Pasukan Eropa' untuk Hadapi Rusia

Mengutip CNN pada Rabu, 12 Februari 2025, Hegseth menyatakan, “Amerika Serikat tidak percaya bahwa keanggotaan NATO untuk Ukraina adalah hasil yang realistis dari penyelesaian negosiasi.” Selain itu, Hegseth juga menekankan bahwa jaminan keamanan bagi Ukraina harus didukung oleh pasukan Eropa dan non-Eropa yang mumpuni, tanpa keterlibatan langsung pasukan AS di wilayah Ukraina.

Hegseth juga menambahkan bahwa pengembalian wilayah Ukraina ke perbatasan pra-2014 merupakan tujuan yang tidak realistis. Hal ini mencerminkan posisi AS yang mengurangi keterlibatan langsungnya di Ukraina, sebuah perubahan signifikan dari kebijakan pemerintahan sebelumnya.

Pernyataan ini menuai kritik dari beberapa pihak di NATO yang menganggap bahwa pandangan tersebut dapat memberikan keunggulan strategis kepada Rusia.

Zelensky mengkritik keras pandangan ini dengan menyebut bahwa Uni Eropa tidak dapat memberikan jaminan keamanan yang berarti tanpa kepemimpinan Amerika.

“Eropa tidak akan mampu mengatasi sendiri, dan kami juga tidak,” ujarnya.

Selain itu, ia menyoroti bahwa “Saat ini, anggota NATO yang paling berpengaruh tampaknya adalah Putin, karena ia mampu memblokir keputusan NATO.” Hal ini merujuk pada tuntutan Rusia yang sering kali didukung oleh beberapa perwakilan di dalam NATO, termasuk tentang keanggotaan Ukraina dan pengembalian perbatasan pra-2014.

Sementara itu, Zelensky juga mengusulkan pembentukan “Pasukan Bersenjata Eropa” untuk melindungi benua tersebut dari ancaman Rusia di masa depan. “Tanpa tentara Ukraina, tentara Eropa tidak akan cukup untuk menghentikan Rusia. Hanya tentara kami yang memiliki pengalaman nyata dalam perang modern di Eropa,” tegasnya, mencerminkan frustrasi Zelensky terhadap kurangnya dukungan militer langsung dari negara-negara Barat di tengah invasi Rusia yang terus berlangsung.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Surya Perkasa)