BI Diharapkan Pangkas Suku Bunga Acuan Demi Pecut Daya Beli

Ilustrasi. Foto: MI/Ramdani.

BI Diharapkan Pangkas Suku Bunga Acuan Demi Pecut Daya Beli

Naufal Zuhdi • 13 September 2024 11:04

Jakarta: Ekonom senior Ryan Kiryanto mengungkapkan, dalam waktu yang tidak lama The Fed akan melonggarkan kebijakan moneternya dengan menurunkan Fed Fund Rate sebesar 25-50 basis poin.

"Tapi keinginan mayoritas turunnya adalah 50 basis poin, ini ada kaitannya dengan rapat dewan gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) akan mempertahankan (suku bunga acuan) tetap 6,25 persen atau akan menurunkan ke 6,00 persen," ucap Ryan saat ditemui di Jakarta, dikutip Jumat, 13 September 2024.

Ryan menegaskan, beberapa pertimbangan untuk BI menurunkan suku bunga acuannya menjadi 6,00 persen sudah banyak terlihat. Sebagai contoh adalah pemutusan hubungan kerja (PHK) yang terus bertambah, PMI manufaktur yang juga sudah di bawah ambang batas 50, dan pertimbangan terjadinya deflasi selama empat bulan berturut-turut.

"Deflasi empat bulan berturut-turut sudah menunjukkan sinyal kuat memang kegiatan konsumsi masyarakat menurun atau melemah. Siapa yang melemah? Menurut BPS yaitu mereka yang masuk kategori kelas menengah," ungkap Ryan.
 

Baca juga: BI Diminta Segera 'Sunat' Suku Bunga, Ini Alasannya
 

Masyarakat kelas menengah downgrade


Kelas menengah, sambung Ryan, adalah mereka yang membelanjakan uangnya setiap hari dengan rata-rata USD3. Ia menyebut, sebagian dari mereka sudah downgrade, tidak lagi masuk dalam kategori kelas menengah tetapi masuk kategori kelas pra menengah.

"Makanya beberapa lapangan usaha yang tertekan salah satunya adalah resto (restoran). Sekarang ini resto-resto (formal) sudah mulai berkurang. Anak-anak muda kita yang milenial yang kelas menengah mereka tetap makan ayam crispy, tapi ayam crispy versi gerobakan, yang penting makan crispy karena kelas menengah kita sensitif terhadap harga," terang dia.

Ryan meyakini, apabila nantinya BI menurunkan suku bunga acuan ke 6,00 persen, maka cepat atau lambat hal tersebut akan tertransmisi ke sektor bunga pinjaman atau bunga kredit.

Dengan begitu, para pelaku usaha bahkan sampai dengan individu bisa terstimulasi untuk mengajukan kredit baik kredit modal kerja dan kredit investasi bagi para pelaku usaha, dan juga kredit konsumtif bagi individu.

"Kalau suku bunga itu bisa turun, ini memberikan stimulus atau dorongan kepada sektor perbankan untuk juga menyesuaikan suku bunga sesuai dengan kebijakan BI," jelas Ryan.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Husen Miftahudin)