Inflasi Tokyo di Bawah Target Bank Sentral

Tokyo. Foto: Unsplash.

Inflasi Tokyo di Bawah Target Bank Sentral

Arif Wicaksono • 26 January 2024 14:23

Tokyo: Inflasi inti di ibu kota Jepang melambat ke tingkat terendah dalam hampir dua tahun, angka ini berada di bawah target bank sentral sebesar dua persen. Data menggarisbawahi pandangan para pembuat kebijakan bahwa tekanan biaya akan terus mereda dalam beberapa bulan mendatang.
 

baca juga:

Rachmat Gobel Ajak Jepang Investasi di IKN



Melansir Channel News Asia, Jumat, 26 Januari 2024, data terpisah menunjukkan inflasi jasa korporasi tetap stabil pada level tertinggi dalam sembilan tahun pada Desember. Hal ini menunjukkan kenaikan harga jasa mulai menggantikan kenaikan biaya sebagai pendorong utama kenaikan harga.

Data tersebut mengikuti sinyal Bank Sentral Jepang (BOJ) untuk mencapai target inflasi dua persen dalam jangka panjang, yang menunjukkan bahwa akhir dari suku bunga negatif sudah semakin dekat.

Indeks harga konsumen inti (CPI) di Tokyo, yang merupakan indikator utama tren inflasi nasional, naik 1,6 persen pada Januari dibandingkan tahun sebelumnya. Data ini lebih lambat dari perkiraan median pasar yang memperkirakan kenaikan sebesar 1,9 persen.

Tingkat inflasi inti di Tokyo, yang tidak mencakup bahan makanan segar yang bergejolak namun mencakup biaya bahan bakar, melambat selama tiga bulan ke level terendah sejak Maret 2022.

Hal ini sebagian besar disebabkan oleh penurunan harga energi. Angka ini menyusul kenaikan 2,1 persen pada Desember.

Indeks yang tidak menyertakan harga makanan segar dan bahan bakar, yang diawasi ketat oleh BOJ sebagai ukuran tren harga yang lebih luas, naik 3,1 persen pada Januari setelah meningkat 3,5 persen pada Desember.

Inflasi nasional lampaui target

Inflasi nasional telah melampaui target inflasi BOJ sebesar dua persen selama lebih dari satu tahun, sehingga menimbulkan ekspektasi akan mengakhiri suku bunga negatif tahun ini, mungkin pada Maret atau April.

BOJ telah berjanji untuk mempertahankan kebijakan ultra-longgar hingga inflasi yang terjadi saat ini, yang didorong oleh kenaikan biaya bahan mentah dan impor bahan bakar, digantikan oleh kenaikan harga yang disebabkan oleh kuatnya permintaan dalam negeri, yang disertai dengan kenaikan upah.

Fokusnya kini beralih pada apakah kenaikan upah mendukung konsumsi dan membantu Jepang secara berkelanjutan mencapai inflasi sebesar dua persen yang ditetapkan BOJ.

Risalah pertemuan BoJ Desember yang dirilis Jumat menunjukkan tidak ada konsensus di antara sembilan anggota dewan mengenai kemungkinan waktu dan urutan jalan keluar dari kebijakan moneter ultra-longgar.

Namun para pengambil kebijakan BOJ setuju untuk memperdalam diskusi mengenai laju kenaikan suku bunga di masa depan memberikan tanda mereka bersiap untuk keluar dari pasar dalam waktu dekat.

"BOJ tidak boleh melewatkan kesempatan untuk merevisi kebijakan dengan bersikap terlalu berhati-hati dalam mengakhiri kebijakan ultra-longgar," kata salah satu anggota BOJ.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Arif Wicaksono)