Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian (Kementan) Dedi Nursyamsi. Foto: Metrotvnews.com.
Ade Hapsari Lestarini • 25 August 2023 11:47
Jakarta: Sektor pertanian Indonesia menjadi penyelamat di kala pandemi covid-19 melanda. Bahkan, pada 2020 sektor ini paling bersinar di antara sektor lainnya yang mengalami pelemahan.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian (Kementan) Dedi Nursyamsi mengatakan sektor pertanian memiliki toleransi sangat tinggi terhadap wabah.
Dedi menjelaskan, ada tiga tujuan dalam pembangunan pertanian. Pertama, menyediakan pangan bagi sekitar 280 juta masyarakat, menyejahterakan petani, serta meningkatkan ekspor.
"Saat dibantai pandemi, konflik Rusia-Ukraina, dan climate change, PDB pertanian tetap melejit. Di awal covid, PDB pertanian di angka 16 persen, jauh melejit dibandingkan sektor lain, di saat terpuruk dan minus," ungkap Dedi saat konferensi pers, Jumat, 25 Agustus 2023.
Dia menjelaskan, sektor pertanian tetap berproduksi dengan baik, bahkan pada 2020 ekspor pertanian naik lebih dari 15 persen. Menurut dia, selama periode orde baru tidak pernah mengalami kenaikan ekspor lebih dari angka tersebut.
"Di 2021 lebih naik lagi lebih dari 38 persen, 2022 melejit lagi, ekspor lebih dari 6,7 persen. Sejak zaman Kerajaan Tarumanegara, ekspor pertanian Indonesia sudah luar biasa. Prabu Siliwangi sudah biasa menjual komoditas kopi dan lada ke spanyol melalui Selat Malaka," papar dia.
Baca juga: Tekan Dampak El Nino, Pemerintah Diminta Tambah Kuota Pupuk Bersubsidi
Gencar menaikkan kinerja ekspor pertanian
Oleh karena itu, Kementan terus menggencarkan produktivitas pertanian dengan menaikkan kinerja ekspor. Salah satu langkahnya yakni melalui
Training of Trainer (TOT) kepada dosen, guru, hingga penyuluh pertanian pada 29 Agustus 2023 di Jambi.
Dia menuturkan, komoditas pertanian dan perkebunan memiliki keunggulan komparatif yang luar biasa. Komoditas kopi, lada, kakao hanya tumbuh di daerah tropis, sehingga menarik pembeli asing untuk membeli produk perkebunan Indonesia.
"Ekspor pertanian menjadi andalan pembangunan. tidak hanya meningkatkan pendapatan petani dan GDP Indonesia, tapi juga meningkatkan harga diri bangsa kita. Bangsa kita akan terkerek levelnya secara signifikan setelah eskpor produk pertanian ke mancanegara," jelas dia.
"Untuk menaikkan ekspor pertanian, kita bisa kerja sama dengan Diaspora, buyer di berbagai negara. Keungglan komparatif harus sejalan dengan kompetitif. Kita bisa naikkan ekspor ke seluruh mancanegara, maka dari itu pada 29 Agustus akan melakukan
training of trainers meningkatkan komodias ekspor pertanian," kata dia.
Melansir laman
Sekretariat Negara, ekspor pertanian terbukti meningkat signifikan, meski pandemi disertai dengan ketegangan politik yang terjadi disejumlah negara.
- Pada 2020 ekspor pertanian mampu mencapai Rp451,77 triliun atau meningkat 15,79 persen dibandingkan 2019 yang hanya mencapai Rp390,16 triliun.
- Pada 2021, ekspor pertanian tercatat mencapai Rp616,35 triliun atau meningkat 36,43 persen jika dibandingkan tahun sebelumnya.
- Pada 2022, ekspor pertanian mencapai Rp658,18 triliun atau meningkat 6,79 persen jika dibandingkan tahun sebelumnya.
- Sementara pada 2023, ekspor pertanian juga diprediksi meningkat, realisasi ekspor pertanian periode Januari-Juni 2023 tercatat telah mencapai Rp260,33 triliun.