Negara-Negara Eropa di PBB Kecam Lonjakan Serangan Pemukim Israel di Tepi Barat

Pemukim ilegal Israel di Tepi Barat kerap terlibat bentrok dengan warga Palestina. (Anadolu Agency)

Negara-Negara Eropa di PBB Kecam Lonjakan Serangan Pemukim Israel di Tepi Barat

Willy Haryono • 17 December 2025 12:39

New York: Negara-negara Eropa anggota Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) mengecam meningkatnya kekerasan pemukim ilegal Israel terhadap warga Palestina di wilayah pendudukan. Dalam pernyataan bersama pada Selasa, 16 Desember, mereka menyebut lebih dari 260 serangan terjadi hanya dalam satu bulan, menandai tingkat kekerasan tertinggi yang pernah tercatat di Tepi Barat dan Yerusalem Timur.

Berbicara atas nama kelompok E5, yaitu Denmark, Prancis, Yunani, Slovenia, dan Inggris, Duta Besar Inggris untuk PBB James Kariuki mengatakan Dewan Keamanan akan menggelar pertemuan untuk membahas implementasi Resolusi DK PBB 2334. Resolusi tersebut secara tegas mengutuk aktivitas permukiman Israel dan menuntut kepatuhan terhadap hukum internasional.

Kariuki memperingatkan bahwa kebijakan Israel yang terus melanggar resolusi itu berkontribusi terhadap meningkatnya ketidakstabilan di Tepi Barat. Ia menilai kondisi tersebut berisiko merusak pelaksanaan rencana 20 poin untuk Gaza, sekaligus mengancam prospek Solusi Dua Negara serta perdamaian dan keamanan jangka panjang di kawasan.

“Kami mengutuk keras peningkatan kekerasan yang belum pernah terjadi sebelumnya oleh para pemukim terhadap warga sipil Palestina dari semua agama dan denominasi di Tepi Barat dan Yerusalem Timur, dengan tahun 2025 sebagai tahun paling penuh kekerasan yang pernah tercatat,” kata Kariuki, seperti dikutip Anadolu Agency, Rabu, 17 Desember 2025.

Mengacu pada data Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB (OCHA), Kariuki menyebut lebih dari 260 serangan terhadap warga Palestina dan properti mereka terjadi pada Oktober saja. Menurutnya, situasi ini sangat mengkhawatirkan karena tidak hanya meneror warga sipil Palestina, tetapi juga menghambat upaya perdamaian dan berpotensi mengancam keamanan Israel sendiri.

Ia mendesak Israel untuk memenuhi kewajibannya berdasarkan hukum internasional, termasuk melindungi penduduk Palestina di wilayah pendudukan. Kelompok E5 juga kembali menegaskan pentingnya menjaga dan menghormati status quo situs-situs suci di Yerusalem.

“Kami menegaskan kembali penentangan keras terhadap segala bentuk aneksasi dan kebijakan permukiman pemerintah Israel yang melanggar hukum internasional,” ujar Kariuki. Ia menyoroti keputusan Israel mengalokasikan dana sebesar 2,5 miliar shekel (sekitar 836,5 juta dolar AS) untuk permukiman ilegal, penggusuran paksa warga Palestina di Yerusalem Timur, persetujuan rencana permukiman E1, serta pembangunan ribuan unit perumahan baru yang dinilai berisiko mendestabilisasi kawasan dan merusak kelayakan Solusi Dua Negara.

Kariuki juga menekankan peran penting Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA). Ia menyatakan keprihatinan atas tindakan otoritas Israel yang memasuki kompleks UNRWA di Yerusalem Timur pada 8 Desember tanpa izin. Menurutnya, gedung-gedung PBB memiliki status tak tergoyahkan berdasarkan hukum internasional dan harus dihormati sepenuhnya.

Mengenai kondisi ekonomi di Tepi Barat, Kariuki menyebut penahanan pendapatan pajak Palestina, ancaman pemutusan hubungan perbankan koresponden, serta pembatasan transfer shekel sebagai langkah yang tidak dapat dibenarkan. Ia memperingatkan bahwa kebijakan tersebut berisiko memicu keruntuhan finansial di Tepi Barat dan krisis fiskal bagi Otoritas Palestina, yang akan melemahkan kemampuannya memberikan layanan publik, melakukan reformasi, serta mengambil tanggung jawab di Gaza sebagaimana diamanatkan dalam Resolusi DK PBB 2803.

Ia mendesak Israel untuk segera melepaskan pendapatan pajak yang ditahan, menghapus atau secara signifikan melonggarkan batas transfer shekel, serta mengonfirmasi perpanjangan jangka panjang hubungan perbankan koresponden guna mencegah keruntuhan ekonomi dan menjaga prospek perdamaian.

“Kami sangat prihatin terhadap pembatasan pergerakan, pengusiran paksa, dan operasi pasukan keamanan Israel di Tepi Barat yang terus memperburuk situasi kemanusiaan, dan menyerukan agar hal tersebut segera dihentikan,” kata Kariuki. (Kelvin Yurcel)

Baca juga:  Hujan Deras Melanda Gaza, 1 Tewas dan Ribuan Tenda Pengungsi Hanyut

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
(Willy Haryono)