Singapura. Foto: Unsplash.
Singapura: Pemerintah Singapura menandatangani nota kerja sama (MOC) dengan Jepang untuk memperdalam kolaborasi mereka dalam teknologi penangkapan dan penyimpanan karbon (CCS). CCS membantu mengurangi emisi karbon melalui proses menangkap, mengangkut dan menyimpan karbon dioksida.
Berdasarkan perjanjian tersebut, kedua negara akan bertukar praktik terbaik untuk CCS lintas batas, serta wawasan mengenai teknologi terkait. Mereka juga akan mengumpulkan keahlian dan sumber daya untuk mempercepat penerapan proses CCS di wilayah tersebut.
MOC tersebut ditandatangani oleh Menteri Perdagangan dan Industri Kedua Singapura Tan See Leng dan Menteri Ekonomi, Perdagangan dan Industri Jepang Ken Saito di sela-sela Pertemuan Tingkat Menteri Asia Zero Emission Community (Azec) yang kedua di Jakarta. Diprakarsai oleh Jepang, inisiatif Azec bertujuan untuk memfasilitasi kolaborasi regional guna mencapai jalur transisi energi dan memajukan jalur dekarbonisasi Asia.
Tan menggambarkan Jepang sebagai pemimpin dalam inovasi teknologi CCS dan mengatakan bahwa Singapura dapat belajar dari Jepang dalam hal penelitian dan penerapan teknologi CCS.
“Singapura ingin bekerja sama dengan Jepang untuk mengembangkan dan mengadopsi standar umum CCS, sehingga menciptakan pasar yang lebih dapat dioperasikan untuk solusi CCS di kawasan ini," tambah dia, dilansir
Channel News Asia, Kamis, 22 Agustus 2024.
CCS secara internasional dianggap sebagai langkah kunci dalam upaya mitigasi iklim global. Baik Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim maupun Badan Energi Internasional telah mengakui pentingnya hal ini dalam mencapai emisi nol bersih pada pertengahan abad ini.
Penandatanganan MOC dilakukan sehari setelah perusahaan energi negara Malaysia, Petroliam Nasional, atau Petronas, menandatangani perjanjian untuk berkolaborasi dengan Perusahaan Minyak Nasional Abu Dhabi dan perusahaan solusi CCS yang berbasis di Inggris, Storegga, untuk mengevaluasi penyimpanan emisi karbon dioksida di Malaysia.
Ketiga perusahaan tersebut juga akan membangun fasilitas CCS di cekungan Penyu di lepas pantai Semenanjung Malaysia. Kesepakatan tersebut menargetkan setidaknya lima juta ton kapasitas penangkapan dan penyimpanan CO2 per tahun pada 2030, dan aktivitasnya akan dimulai pada akhir tahun ini.