Peneliti klaim temukan bukti delapan struktur berbentuk silinder yang menjulang lebih dari 2.100 kaki (sekitar 640 meter) di bawah Piramida Khafre. (via Dailymail.co.uk)
Riza Aslam Khaeron • 23 March 2025 10:41
London: Para peneliti Italia baru-baru ini membuat klaim mengejutkan yang bisa mengubah sejarah Mesir kuno. Mereka mengaku telah menemukan sebuah 'kota bawah tanah yang sangat luas' yang membentang lebih dari 4.000 kaki (sekitar 1,2 kilometer) langsung di bawah kompleks Piramida Giza.
Jika benar, penemuan ini bisa membuat kompleks piramida itu sepuluh kali lebih besar daripada yang terlihat di permukaan.
Melansir Daily Mail pada Jumat, 21 Maret 2025, penemuan ini dilaporkan berasal dari sebuah studi yang menggunakan teknologi radar pulsa untuk menciptakan citra resolusi tinggi jauh di bawah tanah. Teknik ini serupa dengan penggunaan sonar untuk memetakan kedalaman lautan. Temuan ini dilaporkan dalam sebuah konferensi pers yang digelar di Italia pada 15 Maret 2025.
Paper studi tersebut, yang dilakukan oleh Corrado Malanga dari Universitas Pisa, serta Egyptologist Armando Mei dan Filippo Biondi dari Universitas Strathclyde di Skotlandia, belum melalui proses peer-review dan telah ditolak oleh berbagai ahli lainnya, mengklaim menemukan delapan struktur berbentuk silinder yang menjulang lebih dari 2.100 kaki (sekitar 640 meter) di bawah Piramida Khafre.
Mereka juga menemukan struktur yang lebih dalam hingga kedalaman 4.000 kaki (sekitar 1,2 kilometer).
Nicole Ciccolo, juru bicara proyek ini, mengatakan kepada Daily Mail, "Sebuah kota bawah tanah yang luas telah ditemukan di bawah piramida."
Ia menambahkan bahwa "studi revolusioner ini telah mendefinisikan ulang batas-batas analisis data satelit dan eksplorasi arkeologi."
Namun, klaim ini memicu perdebatan sengit di kalangan akademisi. Profesor Lawrence Conyers, seorang pakar radar dari University of Denver, menyatakan bahwa klaim ini sulit diterima karena teknologi radar saat ini dianggap tidak mampu menembus tanah hingga kedalaman seperti itu.
"Gagasan tentang kota bawah tanah adalah sebuah eksagerasi besar," kata Profesor Conyers kepada Daily Mail pada Sabtu, 22 Maret 2025. "Teknologi radar tidak memiliki kapasitas untuk memindai sejauh itu ke dalam tanah."
Profesor Conyers menambahkan bahwa memang ada kemungkinan terdapat struktur kecil seperti poros atau ruang di bawah piramida karena situs tersebut dianggap sakral oleh masyarakat Mesir kuno.
"Orang Maya dan peradaban Mesoamerika lainnya sering membangun piramida di atas pintu masuk ke gua atau lorong yang memiliki makna upacara," ujarnya. Lebih lanjut, Profesor Conyers menyebutkan bahwa metode radar yang digunakan oleh tim peneliti adalah perangkat lunak milik pribadi yang belum sepenuhnya diuji secara independen.
"Mereka menggunakan semua jenis perangkat lunak analisis data milik pribadi," ujar Profesor Conyers. "Saya tidak dapat memastikan apakah teknologi yang digunakan benar-benar menangkap struktur tersembunyi di bawah piramida."
Baca Juga: Tolak Proposal Mesir, AS Sebut Kondisi Gaza Sudah Tidak Layak Huni |