Ilustrasi. Foto: Freepik.
Eko Nordiansyah • 13 May 2025 16:16
Jakarta: Goldman Sachs menyesuaikan prospek ekonominya untuk 2025, mengutip perkembangan terbaru dalam hubungan perdagangan antara Amerika Serikat dan Tiongkok.
Mengutip Investing.com, Selasa, 13 Mei 2025, perusahaan tersebut menaikkan perkiraan pertumbuhan untuk kuartal IV-2025 menjadi satu persen dari sebelumnya 0,5 persen, dan secara bersamaan menurunkan probabilitas terjadinya resesi dalam dua belas bulan ke depan menjadi 35 persen.
Revisi ini muncul setelah pemerintahan Trump mengumumkan penangguhan 90 hari terhadap tarif pembalasan yang diterapkan pada April. Jeda ini akan mengakibatkan AS dan Tiongkok menghadapi kenaikan tarif masing-masing sebesar 30 poin persentase dan 15 poin persentase pada 2025.
Tarif baru ini secara signifikan lebih rendah dari kenaikan 54 poin persentase yang awalnya dimasukkan Goldman Sachs ke dalam proyeksi dasarnya. Stabilitas pasar selama periode ini dibuktikan dengan beta S&P 500 sebesar 1,01 dan skor kesehatan keuangan yang kuat sebesar 3,31.
Goldman Sachs memperkirakan tarif efektif AS akan mengalami kenaikan sebesar 13 poin persentase, sedikit di bawah asumsi sebelumnya yaitu 15 poin persentase. Penyesuaian ini memperhitungkan tarif khusus sektor yang diharapkan pada farmasi dan semikonduktor.
Analis perusahaan percaya bahwa moderasi tarif ini dan pelonggaran signifikan dalam kondisi keuangan selama sebulan terakhir menjamin peningkatan dalam perkiraan pertumbuhan ekonomi.
Selain itu, Goldman Sachs memperkirakan pergeseran dalam alasan pemotongan suku bunga oleh Federal Reserve, dari sikap memberikan asuransi terhadap penurunan ekonomi menjadi normalisasi kebijakan karena pertumbuhan tetap relatif stabil.
Baca juga:
Siap-siap, Apple Pertimbangkan Naikkan Harga iPhone Imbas Tarif Trump |