Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Trunoyudo Wisnu Andiko. Foto: Metrotvnews.com/Siti Yona Hukmana.
Siti Yona Hukmana • 19 November 2025 19:32
Jakarta: Kasus penculikan anak marak terjadi. Polri bakal memaksimalkan pelayanan Direktorat Tindak Pidana Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) di tingkat Polda.
Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Trunoyudo Wisnu Andiko mengatakan langkah ini sesuai dengan instruksi Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo atas pengembangan Direktorat PPA dan PPO di beberapa kepolisian daerah (Polda). Polda tipe A akan dibentuk Direktorat PPA-PPO.
"Tentu secara kapabilitas dan kompetensi sedang disusun dan harapannya ini juga bagian daripada langkah strategis untuk secara struktur memberikan pelayanan yang lebih optimal kepada masyarakat. Khususnya pada kaum rentan anak yang tujuannya adalah bagaimana anak bisa tumbuh kembang aman, sehingga ini merupakan generasi-generasi emas pada tahun 2045 nanti," kata Trunoyudo di Gedung Divhumas Polri, Jakarta Selatan, Rabu, 19 November 2025.
Trunoyudo mengungkapkan kasus penculikan anak yang diungkap oleh
Polda Sulawesi Selatan melalui Polrestabes Makassar beberapa waktu lalu merupakan wujud perlindungan Polri kepada kaum rentan, khususnya anak. Dia menekankan anak bagian dari kepedulian bersama baik itu keluarga, orang tua, maupun lingkungan.
"Tentu dalam proses penegakan hukum yang sudah berlangsung dengan beberapa yang harus dikembangkan kembali oleh Polda Sulsel dengan mendasari pada keterangan tersangka, ada beberapa kali yang masih perlu didalami dalam melakukan dugaan tindak pidana anak," ujar Trunoyudo.
Jenderal polisi bintang satu itu menyebut kasus penculikan anak menjadi fokus seluruh jajaran, baik itu dari Direktorat PPA dan PPO Bareskrim Polri melakukan langkah-langkah secara komprehensif. Begitu pula bersinergi dan kolaborasi dengan kementerian terkait, baik dengan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, maupun pemerintah daerah.
Seperti halnya, kata dia, pemberian trauma
healing dan respons bagaimana menjaga kepedulian anak di lingkungan sekitar. Beberapa contoh kepedulian itu yakni pembangunan sekolah ramah anak hingga fasilitas umum yang aman anak.
Kasus penculikan anak ini disebut menjadi momentum secara nasional untuk memberikan ruang-ruang anak yang aman.
Polri tidak bisa bekerja sendiri, sehingga membutuhkan kerja sama semua pihak.
Diketahui, dalam beberapa hari terakhir, sejumlah kasus dugaan penculikan anak kembali terjadi di berbagai daerah, seerti Jakarta hingga Makassar. Kasus-kasus ini memicu kekhawatiran orang tua terhadap keselamatan anak-anak mereka.
Ilustrasi Polri. Foto: Dok. Metrotvnews.com.
Salah satunya terjadi di Jakarta Utara, dua anak berusia 4 dan 10 tahun ditemukan kebingungan berjalan di pinggir Tol Wiyoto Wiyono. Keduanya mengaku sempat dibawa orang tak dikenal menggunakan sepeda motor sebelum akhirnya ditinggalkan di sekitar pintu keluar tol. Petugas segera mengevakuasi dan menyerahkan mereka kembali ke orang tuanya.
Masih di Jakarta, warga Kedoya digegerkan percobaan penculikan anak yang dilakukan seorang wanita diduga orang dalam gangguan jiwa (ODGJ). Namun warga curiga, karena pelaku disebut tidak beraksi sendirian dan telah beberapa kali mencoba menculik anak di lokasi yang sama.
Di Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur, seorang siswi sekolah dasar nyaris menjadi korban penculikan. Aksi pelaku gagal setelah guru dan kepala sekolah memergoki pelaku yang langsung melarikan diri.
Sementara di Makassar, Sulawesi Selatan, seorang anak perempuan bernama Bilqis, usia 4 tahun, diculik saat menemani ayahnya yang tengah melatih tenis. Korban terekam CCTV dibawa seorang perempuan tak dikenal dan kemudian dijual hingga puluhan juta rupiah. Polisi kini masih memburu jaringan pelaku yang diduga terlibat dalam perdagangan anak lintas daerah.