Duta Besar Sementara AS untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Dorothy Shea. (EFE/EPA/Wael Hamzeh)
Riza Aslam Khaeron • 19 March 2025 13:09
New York: Amerika Serikat secara tegas menyalahkan Hamas atas dimulainya kembali serangan udara Israel ke Gaza yang menewaskan ratusan warga Palestina. Melansir The Times of Israel (ToI) pada Selasa, 18 Maret 2025, Duta Besar Sementara AS untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Dorothy Shea, menyampaikan kepada Dewan Keamanan PBB bahwa tanggung jawab penuh atas dimulainya kembali pertempuran di Gaza "sepenuhnya ada pada Hamas."
Shea mengatakan bahwa Hamas "secara konsisten menolak setiap proposal dan tenggat waktu yang diajukan dalam beberapa minggu terakhir, termasuk proposal jembatan untuk memperpanjang gencatan senjata setelah Ramadan dan Paskah untuk memberi waktu negosiasi kerangka kerja bagi gencatan senjata permanen."
Hamas menolak memperpanjang fase pertama gencatan senjata dan tetap bertahan pada ketentuan awal dari kesepakatan gencatan senjata yang ditandatangani pada 19 Januari 2025, yang mengharuskan Israel untuk menarik pasukan sepenuhnya dari Gaza dan mengakhiri perang secara permanen sebagai imbalan atas pembebasan sandera yang masih hidup.
Namun, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menolak untuk mematuhi ketentuan tersebut dan bersikeras bahwa perang tidak akan berakhir sampai kemampuan militer dan pemerintahan Hamas dihancurkan sepenuhnya.
Israel menolak untuk melakukan pembicaraan serius mengenai fase kedua dari kesepakatan yang seharusnya dimulai pada 3 Februari 2025. Sebagai gantinya, Israel mendorong perpanjangan fase pertama melalui pelepasan sandera tambahan.
Shea juga menolak tuduhan bahwa Israel dengan sengaja menargetkan warga sipil Palestina dalam serangan di Gaza. "IDF menyerang posisi Hamas. Sudah menjadi rahasia umum bahwa Hamas terus menggunakan infrastruktur sipil sebagai tempat peluncuran serangan, dan Amerika Serikat mengutuk praktik ini, sebagaimana juga seharusnya dilakukan oleh pihak lain," kata Shea.
Shea menegaskan bahwa Presiden Donald Trump telah memperingatkan Hamas bahwa mereka harus segera membebaskan sandera atau akan menghadapi "konsekuensi berat."
"Presiden Trump telah memperjelas bahwa Hamas harus segera membebaskan sandera atau mereka akan membayar harga yang mahal, dan kami mendukung langkah Israel selanjutnya," tambah Shea.
Shea juga menuding Iran berada di balik ketidakstabilan di kawasan Timur Tengah. Menurutnya, negara-negara di kawasan tersebut memiliki "peluang bersejarah" untuk membangun kembali stabilitas di Timur Tengah.
Baca Juga: Sekjen PBB Terkejut dengan Serangan Israel yang Mematikan ke Gaza |