Jubir Kemenko Perekonomian Haryo Limanseto. Foto: MI/Naufal Zuhdi.
Naufal Zuhdi • 8 August 2025 17:41
Jakarta: Juru Bicara Kementerian Koordinator (Kemenko) Bidang Perekonomian Haryo Limanseto mengungkapkan Pemerintah Indonesia sedang melanjutkan negosiasi untuk komoditas Indonesia yang sangat dibutuhkan dan tidak diproduksi atau tidak tersedia di Amerika Serikat (AS), atau produk yang volume produksi AS belum memenuhi permintaan domestik AS.
"Sesuai kesepakatan, akan diberikan tarif lebih rendah dari 19 persen hingga nol persen (exemption). Jenis komoditas tertentu Indonesia yang diusulkan, antara lain kelapa sawit, kakao, kopi, karet, kayu manis, rempah-rempah, nikel, chopper, produk pertanian dan produk mineral lainnya, komponen pesawat terbang dan produk industri di FTZ Batam," kata Haryo saat dihubungi, Jumat, 8 Agustus 2025.
Selain itu, ia menyatakan produk tekstil, pakaian, dan alas kaki yakni pakaian rajut (HS61), pakaian non-rajut (HS 62), dan alas kaki (HS 64), Indonesia memiliki peluang besar untuk melakukan penetrasi lebih besar ke pasar AS karena memiliki tarif resiprokal yang relatif lebih rendah dibandingkan negara peers seperti Tiongkok, Bangladesh, dan juga Vietnam.
"Potensi tersebut cukup besar mengingat pangsa pasar Indonesia di AS relatif di bawah negara peers. Pasar AS untuk ketiga produk HS 61, 62, dan 64 sangat besar, mencapai USD112,1 miliar, mencerminkan potensi peningkatan ekspor Indonesia yang dapat dioptimalkan. Penetrasi pasar ini bermanfaat besar bagi ekonomi Indonesia karena memiliki multiplier effect besar dari penciptaan lapangan kerja sektor padat karya," beber Haryo.
Baca juga: Tarif AS Merusak Tatanan Perdagangan Global |