Tiga SD di Demak Hanya Dapat Empat Siswa, Dindikbud Pertimbangkan Merger

Kepala Dindikbud Demak, Haris Wahyudi Ridwan di Demak. Kamis, 17 Juli 2025. Metrotvnews.com/ Rhobi Shani.

Tiga SD di Demak Hanya Dapat Empat Siswa, Dindikbud Pertimbangkan Merger

Rhobi Shani • 17 July 2025 15:39

Demak: Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Kabupaten Demak, Jawa Tengah, mencatat ada tiga Sekolah Dasar (SD) yang hanya mendapat empat siswa baru. Ketiganya adalah SD Betoan 2, SD Bintoro 14, dan SD Bintoro 16.

Kepala Dindikbud Demak, Haris Wahyudi Ridwan, mengatakan rendahnya minat masuk ke sekolah-sekolah tersebut disebabkan beberapa faktor di antaranya keberadaan sekolah-sekolah favorit di sekitar lokasi yang lebih mudah diakses oleh masyarakat.

"Sebagian masyarakat cenderung memilih sekolah yang dianggap lebih favorit, yang jumlah muridnya banyak, sehingga sekolah lain di sekitarnya jadi tidak dilirik. Selain itu, ada juga sekolah yang lingkungannya jauh dari lembaga pendidikan anak usia dini seperti TK atau RA, sehingga transisi anak ke SD menjadi terkendala," kata Haris di Demak, Kamis, 17 Juli 2025.
 

Baca: Dindikbud Tangsel Panggil Kepala SDN Ciledug Barat soal Duit Seragam Rp1,1 Juta
 
Haris menyebut kondisi ini menjadi bahan evaluasi bagi Dindikbud, terutama dalam hal perencanaan serta upaya sosialisasi kepada masyarakat. Diharapkan ke depan masyarakat dapat melihat semua sekolah memiliki kualitas yang setara.

Terkait sekolah-sekolah yang murid barunya sangat sedikit, Haris mengakui telah mempertimbangkan opsi penggabungan (merger) sekolah. Namun ia menegaskan bahwa proses tersebut harus melalui kajian yang matang.

“Merger itu bukan keputusan seketika. Kita harus bicarakan banyak hal: kondisi guru, aset sekolah, keberlanjutan proses belajar mengajar, serta melibatkan pengawas, bagian hukum, BPKPAD, dan Dewan Pendidikan,” ungkapnya.

Sementara Mashudi, salah satu guru di SD Bintoro 14 mengungkapkan banjir menjadi persoalan utama yang menyebabkan masyarakat enggan mendaftarkan anaknya di sekolah tersebut.

“Selama tiga bulan terakhir ini, hampir setiap bulan kami harus mengepel ruang kelas empat kali karena banjir masuk. Itu jadi agenda tahunan. Masyarakat bisa lihat langsung saat hujan deras, sekolah kami pasti kebanjiran,” ungkapnya.

Selain itu, munculnya rumor tentang kemungkinan merger dengan sekolah lain yang lebih besar, seperti SD Negeri 10, turut memengaruhi kepercayaan masyarakat.

“Sudah lama ada isu kalau sekolah ini akan dimerger dengan SD 10. Mungkin itu juga yang membuat orang tua ragu mendaftarkan anaknya ke sini,” ungkapnya.

 

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Deny Irwanto)