Trump Dikabarkan Frustrasi dengan Perang Gaza, Ingin Israel Selesaikan Secepat Mungkin

Benjamin Netanyahu (Kiri) dan Donald Trump (Kanan). (Kobi Gideon/GPO)

Trump Dikabarkan Frustrasi dengan Perang Gaza, Ingin Israel Selesaikan Secepat Mungkin

Riza Aslam Khaeron • 21 May 2025 11:32

Washington DC: Presiden Amerika Serikat Donald Trump dikabarkan semakin frustrasi dengan lamanya perang di Gaza dan telah menyampaikan secara langsung keinginannya agar Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu segera mengakhirinya.

Melansir Axios, dua pejabat Gedung Putih menyebut Trump merasa terganggu dengan gambar-gambar penderitaan anak-anak Palestina dan telah meminta para pembantunya untuk menyampaikan kepada Netanyahu agar segera "mengakhiri" perang tersebut.

"Presiden frustrasi dengan apa yang terjadi di Gaza. Ia ingin perang berakhir, ingin para sandera dipulangkan, bantuan kemanusiaan masuk, dan pembangunan kembali Gaza segera dimulai," ujar seorang pejabat Gedung Putih, dikutip dari Axios, Rabu, 21 Mei 2025.

Meski para pejabat AS dan Israel membantah bahwa Trump siap "meninggalkan" Israel, mereka mengakui adanya perbedaan kebijakan yang semakin nyata. Trump disebut kecewa karena kebuntuan dalam negosiasi gencatan senjata yang dimediasi oleh utusan Gedung Putih, Steve Witkoff.

Witkoff telah menjalin komunikasi langsung dengan Netanyahu dan penasihat utamanya Ron Dermer, serta menggunakan jalur belakang dengan Hamas melalui pengusaha Palestina-Amerika Bishara Bahbah.

Namun, hingga saat ini tidak ada kemajuan berarti. Sementara itu, militer Israel justru terus melancarkan operasi besar untuk memindahkan dua juta warga Gaza ke "zona kemanusiaan" dan menghancurkan sebagian besar wilayah kantong tersebut.

Karena stagnasi ini, Wakil Presiden AS J.D. Vance bahkan membatalkan kunjungannya ke Israel pekan ini. Keputusan itu dianggap sebagai cerminan ketidakpuasan Washington terhadap kebijakan Israel. Trump juga disebut merasa frustasi karena konflik ini menghambat rencana strategisnya di Timur Tengah. 

Pejabat lain mengatakan bahwa perang ini telah menjadi gangguan utama dari agenda-agenda besar Trump.

"Presiden melihat perang di Gaza sebagai hambatan besar bagi rencana perdamaian dan kemakmuran kawasan. Ia ingin konflik ini segera berakhir," ujar pejabat Gedung Putih lainnya. 

Axios juga melaporkan bahwa Trump secara pribadi telah menekan Israel untuk membuka kembali jalur bantuan setelah ia melihat gambar-gambar anak-anak dan bayi yang menderita akibat kelaparan.
 

Baca Juga:
Pemerintahan Trump Ancam Tinggalkan Israel jika Perang Tetap Berlanjut

Setelah tekanan itu, kabinet Israel menyetujui dimulainya kembali pengiriman bantuan pada Minggu, 18 Mei 2025, dan pada Senin, 19 Mei 2025, setidaknya 12 truk bantuan termasuk makanan bayi berhasil masuk ke Gaza. Namun menurut Gedung Putih, bantuan itu belum cukup.

Bahkan keputusan Trump untuk secara sepihak berusaha membebaskan sandera warga negara ganda AS-Israel, Edan Alexander, tanpa menunggu kesepakatan luas, disebut sebagai akibat langsung dari rasa frustrasi tersebut. Namun dari sisi lain, seorang pejabat Israel mengatakan kepada Axios bahwa Netanyahu tidak merasa mendapat tekanan kuat dari Trump.

"Jika Presiden ingin ada kesepakatan sandera dan gencatan senjata di Gaza, ia harus memberi tekanan jauh lebih besar kepada kedua pihak," ujar pejabat tersebut.

Sementara itu, juru bicara Gedung Putih Karoline Leavitt menyatakan bahwa Trump telah "menyampaikan dengan sangat jelas kepada Hamas bahwa semua sandera harus dibebaskan" dan bahwa "konflik di kawasan ini harus segera diakhiri."

Menurut laporan Al-Jazeera, kebijakan kelaparan Israel telah menewaskan sedikitnya 326 warga Palestina sejak 2 Maret. Sementara PBB memperingatkan bahwa 14.000 bayi berisiko meninggal dalam waktu 48 jam jika bantuan tidak segera ditambah.

Sejak perang dimulai, lebih dari 53.573 warga Palestina telah tewas dan 121.688 luka-luka menurut Kementerian Kesehatan Gaza. Sementara Kantor Media Pemerintah memperkirakan korban tewas mencapai lebih dari 61.700 jiwa dengan ribuan orang masih tertimbun reruntuhan dan diduga meninggal.

Sementara itu, 1.139 orang dilaporkan tewas di Israel dalam serangan yang dipimpin Hamas pada 7 Oktober 2023, dan lebih dari 200 lainnya disandera.

Meski Trump terdengar mendesak, utusan khususnya untuk pembebasan sandera, Adan Boehler, mengatakan bahwa dukungan Presiden terhadap Israel tetap tak tergoyahkan.

"Presiden mungkin mengatakan 'Ayo, kita akhiri perang ini', dia mungkin berbicara dengan tegas... tetapi dukungannya mutlak," ujar Boehler kepada Fox News, Senin, 19 Mei 2025.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Surya Perkasa)