Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi. Foto: Istimewa.
Naufal Zuhdi • 1 February 2025 14:24
Jakarta: Panen raya pada Februari hingga April 2025 menjadi momentum yang penting guna memperkuat stok Cadangan Beras Pemerintah (CBP) dengan menggenjot serapan gabah/beras produksi petani.
Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi mengungkapkan, berbagai instrumen kebijakan akan diterapkan untuk mendorong optimalnya serapan gabah oleh Perum Bulog.
"Dengan target tiga juta ton setara beras ini, kita bekali dengan instrumen kebijakan harga, sehingga menjadi pedoman bagi Bulog. Harga GKP Rp6.500 per kg tentunya bertujuan untuk melindungi petani sebagai elemen strategis dalam mendorong percepatan swasembada pangan. Selain itu, untuk kualitas beras derajat sosohnya kita turunkan menjadi 95 persen," ujar Arief dalam keterangan resmi yang diterima, Sabtu, 1 Februari 2025.
(Gedung Bulog. Foto: MI/Adam Dwi)
Diketahui, per 30 Januari 2025, Bulog telah melakukan realisasi pengadaan setara beras yang bersumber dari produksi dalam negeri di angka 8.920 ton. Dengan itu, total stok beras yang saat ini dikelola Bulog mencapai 1,964 juta ton.
Di sisi lain, Badan Pusat Statistik (BPS) memproyeksikan panen pada Januari dan Februari masing-masing 1,31 juta ton beras dan 2,08 juta ton beras, serta pada Maret diperkirakan akan melonjak menjadi 5,20 juta ton beras. Berdasarkan tren, diperkirakan produksi beras masih akan surplus seiring musim panen raya di April dan Mei mendatang.
Dengan demikian, berdasarkan total proyeksi produksi tiga bulan pertama di 2025 sebesar 8,59 juta ton, angka tersebut dapat memenuhi total kebutuhan konsumsi selama tiga bulan yang diestimasikan berada di 7,77 juta ton dan masih terdapat surplus 820 ribu ton untuk triwulan pertama 2025.
"Tugas kita semua memastikan bahwa penyerapan gabah beras di lapangan dapat mencapai target yang ditetapkan. Jadi ini momentum yang baik untuk memaksimalkan serapan," ujar Arief.
Baca juga: Bulog Butuh Rp57 Triliun untuk Bisa Serap 3 Juta Ton Beras |