Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan. Metrotvnews.com/ Roni Kurniawan
Bandung: Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung bersiap menghadapi potensi lonjakan harga dan peningkatan mobilitas warga menjelang perayaan Natal 2025 dan Tahun Baru (Nataru) 2026. Sejumlah langkah strategis disusun agar stabilitas ekonomi dan daya beli masyarakat tetap terjaga.
Wali Kota Bandung Muhammad Farhan mengatakan pengendalian inflasi bukan sekadar urusan angka. Tetapi berkaitan langsung dengan kesejahteraan masyarakat.
"Salah satu hal terberat bagi pemerintahan daerah saat ini adalah bagaimana menyelaraskan seluruh strategi pembangunan dengan RPJMD dan kebijakan pusat," kata Farhan di Bandung, Kamis, 13 November 2025.
Berdasarkan data BPS, tingkat inflasi Kota Bandung pada Oktober 2025 tercatat sebesar 2,53 persen (
year-on-year), lebih rendah dibandingkan Provinsi Jawa Barat (2,63 persen) dan nasional (2,86 persen). Kondisi ini menunjukkan stabilitas harga masih terjaga. Namun, Farhan mengingatkan potensi gejolak harga menjelang Nataru.
"Bandung ini kota
wisata. Mobilitas tinggi menjelang Nataru bisa jadi peluang ekonomi, tapi juga ancaman inflasi kalau tidak diatur. Kita harus pastikan semua nyaman, yang berlibur, yang berjualan, maupun yang merayakan," sahut Farhan.
Farhan meminta Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) untuk menjaga ketersediaan stok bahan pokok. Ia juga menginstruksikan agar program Buruan SAE dilakukan rebranding agar lebih menarik dan relevan.
"Buruan SAE jangan hanya dianggap kebun kecil warga. Itu punya nilai strategis menenangkan psikologi publik. Kalau cabai mahal, ya alhamdulillah masih ada kentang," sambung Farhan.
Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan. Metrotvnews.com/ Roni Kurniawan
Selain itu Farhan juta memitikberatkan terkait persoalan distribusi terutama di pasar tradisional. Pasalnya, isu kebersihan pasar bisa berdampak langsung pada logistik pangan.
"Masalah sampah di pasar bisa ganggu distribusi. Kalau izinnya ditutup karena pelanggaran lingkungan, bisa lumpuh rantai pasokan," tandas Farhan.