Ilustrasi APBN. Foto: dok Fahum UMSU.
Insan Suardi • 1 June 2025 20:41
Depok: Ekonom dari Universitas Indonesia (UI) Fithra Faisal Hastiadi menilai langkah pemerintah meluncurkan enam paket insentif ekonomi, tidak akan banyak membebani Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Menurutnya, guyuran insentif yang diberikan kepada masyarakat tersebut justru menjadi langkah pemerintah yang lebih matang dalam melakukan realokasi anggaran negara ke dalam pos yang lebih produktif.
"Ini kan sudah inline dengan Inpres Nomor 1 Tahun 2025 terkait efisiensi. Pengalihan anggaran dari yang non produktif menjadi produktif," ucap Fithra dalam sebuah diskusi di Sumitro Institute, Depok, Minggu, 1 Juni 2025.
Pada kuartal pertama tahun ini, lanjut dia, merupakan masa realokasi anggaran terkait dengan efisiensi anggaran pemerintah. "Sedangkan kuartal kedua menjadi masa spending dan diharapkan memiliki dampak yang betul-betul signifikan dan tepat sasaran," harap Fithra.
Diketahui, pemerintah berencana meluncurkan enam paket insentif untuk mendongkrak daya beli masyarakat. Langkah ini sekaligus menjadi stimulus bagi konsumsi rumah tangga selama libur sekolah.
Keenam stimulus tersebut ialah diskon transportasi umum saat libur sekolah, diskon tarif tol untuk kendaraan pribadi di musim liburan, diskon 50 persen tarif listrik untuk rumah tangga dengan daya di bawah 1.300 volt ampere (VA).
Berikutnya, tambahan bantuan sosial yakni sembako dan pangan untuk 18,3 juta penerima, bantuan subsidi upah bagi pekerja bergaji di bawah Rp3,5 juta dan guru honorer dan terakhir diskon iuran Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) bagi perusahaan padat karya.
Baca juga: Buruh: Diskon Listrik hingga BSU Cuma Dua Bulan, Pemerintah Lagi Senang Bercanda! |