Sejarawan Klaim Bongkar Identitas Jack the Ripper dengan 100% Kecocokan DNA

Rekonstruksi wajah Aaron Kosminski. (Via News Nation)

Sejarawan Klaim Bongkar Identitas Jack the Ripper dengan 100% Kecocokan DNA

Riza Aslam Khaeron • 18 February 2025 15:28

London: Seorang sejarawan asal Inggris, Russell Edwards, mengklaim telah mengungkap identitas asli Jack the Ripper dengan bukti DNA yang menurutnya memiliki kecocokan 100%.

Mengutip News Nation pada Selasa, 18 Februari 2025, Edwards menyatakan bahwa pembunuh berantai legendaris yang meneror London pada tahun 1880-an adalah Aaron Kosminski, seorang imigran Polandia berusia 23 tahun yang telah lama dicurigai oleh kepolisian Inggris saat itu.

"Oh, tanpa keraguan, 100% itu dia," ujar Edwards dalam wawancaranya dengan News Nation pada 17 Februari 2025.

Edwards menemukan kesimpulan ini setelah melakukan analisis forensik terhadap sebuah syal yang ditemukan di lokasi pembunuhan Catherine Eddowes, salah satu korban Jack the Ripper. Syal tersebut dibeli Edwards pada tahun 2007 dan disimpan selama bertahun-tahun sebelum akhirnya diuji DNA. Uji DNA dilakukan dengan membandingkan materi genetik dari syal dengan sampel DNA yang berasal dari keturunan saudara laki-laki tertua Kosminski.

"Dengan bukti yang kami miliki, kami dapat menempatkan Aaron Kosminski di tempat kejadian perkara," tegas Edwards.

Menurut News Nation, Kosminski adalah seorang tukang cukur yang tinggal di Whitechapel, Inggris. Dia kemudian dirawat di rumah sakit jiwa karena menderita skizofrenia hingga meninggal pada tahun 1919.

Edwards bahkan mengungkapkan rekonstruksi wajah Kosminski berdasarkan foto keluarga yang diberikan oleh salah satu keturunannya. "Inilah yang sebenarnya dia lihat," ujar Edwards, seraya menunjukkan gambar rekonstruksi wajah Kosminski.
 

Baca Juga:
Kepala Keamanan Dalam Negeri AS Desak Imigran Gelap untuk Pergi ‘Sekarang Juga’

Edwards juga menulis buku berjudul Naming Jack the Ripper: The Definitive Reveal, di mana ia menjabarkan secara rinci bagaimana bukti DNA yang ditemukan dapat memastikan bahwa Kosminski adalah pelaku pembunuhan keji di London pada akhir abad ke-19.

Namun, klaim ini tidak diterima begitu saja oleh para ahli forensik. Mengutip News Nation pada 18 Februari 2025, ahli forensik DNA Jarrett Ambeau menyatakan bahwa tes yang digunakan oleh Edwards adalah uji DNA mitokondria, yang dianggap kurang akurat dibandingkan DNA nuklir.

"DNA mitokondria tidak memiliki kekuatan untuk mengidentifikasi seseorang secara individu seperti DNA nuklir atau seluler," kata Ambeau. Ia juga mempertanyakan degradasi DNA pada syal yang telah berusia lebih dari 137 tahun, serta kemungkinan kontaminasi dari berbagai orang yang menyentuh barang tersebut selama lebih dari satu abad.

Selain itu, Ambeau menekankan bahwa tidak ada cara ilmiah untuk menentukan kapan DNA itu tertinggal di syal atau siapa yang benar-benar meninggalkannya. "Informasi yang tersedia dalam penelitian ini tidak cukup kuat secara ilmiah untuk memastikan waktu dan pelaku yang sebenarnya," jelasnya.

Terlepas dari perdebatan tersebut, klaim Edwards telah kembali menghidupkan ketertarikan global terhadap misteri Jack the Ripper. Sejak kemunculannya pada tahun 1888, kasus ini telah menjadi salah satu kasus kriminal paling terkenal dalam sejarah, dengan berbagai teori dan spekulasi mengenai identitas pelaku.

Kini, dengan klaim terbaru dari Edwards, perdebatan mengenai siapa sebenarnya Jack the Ripper kembali mencuat di kalangan sejarawan dan ahli forensik.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Surya Perkasa)