Ilustrasi. Foto: Dok Medcom.id
Jakarta: Wakil Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Viva Yoga Mauladi menilai sistem proporsional tertutup akan merusak sistem demokrasi. Mekanisme itu dinilai melanggar prinsip pemilu, yakni one man one vote, sekaligus mengabaikan suara rakyat.
"Suara rakyat adalah suara tuhan atau vox populi, vox dei tidak akan terwujud di dalam sistem pemilu tertutup," ujar Viva melalui keterangan tertulis yang diterima Media Indonesia, Selasa, 30 Mei 2023.
Viva menyebut sistem proporsional terbuka akan menghindari bahaya nepotisme di internal partai politik. Selain itu, sistem suara terbanyak juga tidak akan menghilangkan kedaulatan partai dan justru mendekatkan para caleg terpilih dengan konstituennya.
"Sistem suara terbanyak lebih bersifat adil dibanding sistem pemilu tertutup. Siapa caleg yang bekerja lebih keras di dapil tentu akan mendapatkan suara lebih banyak," ujar dia.
Sementara itu, Ketua DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mardani Ali Sera mengatakan sistem pemiluterbuka maupun tertutup, sama-sama memiliki kelebihan dan kekurangan. Namun, ia berharap Mahkamah Konstitusi (MK) memutuskan tetap sistem pemilu proporsional terbuka. Apalagi, tahapan pemilu yang telah berjalan menggunakan kerangka sistem proporsional terbuka.
"Kita tunggu saja keputusan MK, tapi persiapan sekarang desainnya porporsional terbuka," pungkasnya.
Komisi Pemilihan Umum (KPU) membuka pendaftaran bakal calon legislatif (bacaleg) dengan desain sistem proporsional terbuka, pada 1-14 Mei 2023. Anggota KPU Idham Holik menegaskan desain surat suara yang diperlihatkan dalam rapat dengar pendapat bersama Komisi II DPR, Senin, 29 Mei 2023, merujuk pada ketentuan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu yang berlaku saat ini.
"Yang berbunyi, sistem pemilunya sistem pemilu proporsional daftar terbuka. Surat suara, calon anggota DPR, DPRD provinsi, dan DPRD kabupaten/kota memuat tanda gambar partai politik, nomor urut parpol, nomor urut, dan nama calon anggota DPR, DPRD provinsi dan kabupaten/kota untuk setiap daerah pemilihan," jelas Idham.