Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti) Kemdiktisaintek Khairul Munadi (empat dari kanan) memberikan penjelasan terkait bantuan bagi mahasiswa terdampak bencana di Padang, Sabtu, 13 Desember 2025. ANTARA/Muhammad Zulfikar
Silvana Febiari • 13 December 2025 14:50
Kota Padang: Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi (Kemendiktisaintek) menyebut 22 ribu mahasiswa dari Provinsi Aceh, Sumatra Utara dan Sumatra Barat terdampak langsung bencana banjir bandang dan tanah longsor.
"Dalam catatan terakhir itu ada sekitar 22 ribu mahasiswa yang terdampak bencana ini," kata Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti) Kemdiktisaintek Khairul Munadi, dikutip dari Antara, Sabtu, 13 Desember 2025.
Khairul menyampaikan hal tersebut di sela-sela penyerahan bantuan dari Kemendiktisaintek kepada mahasiswa Universitas Andalas (UNAND) yang turut menjadi korban banjir bandang dan tanah longsor.
Sebanyak 22 ribu mahasiswa yang terdampak itu dalam kondisi yang bervariatif. Ada yang terkena langsung, kerusakan tempat tinggal, hingga orang tuanya yang turut menjadi korban bencana.
"Adik-adik mahasiswa yang mengalami langsung bencana ini, seperti orang tuanya yang ikut terdampak akan berdampak pula pada pembiayaan
pendidikan mereka," ujar dia.
Meski demikian, data tersebut belum valid karena beberapa
perguruan tinggi di daerah terdampak bencana masih terus memperbaharui data. Di saat bersamaan, sejumlah mahasiswa juga sudah berangsur kembali ke rumah masing-masing.
Kemendiktisaintek, kata Khairul, akan terus hadir dan mengawal pendataan ini. Tujuannya untuk memastikan setiap korban atau penyintas banjir bandang dan tanah longsor, khususnya mahasiswa, mendapatkan bantuan sesuai skala prioritas yang ditetapkan.
Kondisi dan dampak terkini pasca bencana banjir dan tanah longsor di Kota Padang, Provinsi Sumatera Barat. (Foto: BNPB)
Sementara itu, Rektor UNAND, Efa Yonnedi, mengatakan bahwa sejak awal bencana terjadi, perguruan tinggi tertua di luar Jawa ini langsung bergerak cepat. Mereka mendirikan posko tanggap darurat untuk
civitas academica maupun masyarakat sekitar kampus.
"Posko yang kita dirikan ini sangat bermanfaat bagi pusat distribusi logistik, alat kesehatan, obat-obatan dan sebagainya," ujarnya.
Perguruan tinggi itu bahkan mengirimkan langsung beberapa dokter atau tenaga medis untuk membantu percepatan penanganan dampak bencana di Kabupaten Agam yang menjadi lokasi terparah di Ranah Minang.
Tidak hanya itu, UNAND juga mendirikan posko komando medis di Kabupaten Agam. Posko ini berfungsi sebagai penghubung dengan perguruan tinggi lain di luar Sumbar dalam menangani dampak bencana.