Badan Atom PBB Sebut Tak Ada Bukti Iran Kembangkan Senjata Nuklir

Rafael Grossi, Direktur Jenderal Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA). Foto: La Nacion

Badan Atom PBB Sebut Tak Ada Bukti Iran Kembangkan Senjata Nuklir

Fajar Nugraha • 20 June 2025 16:35

Teheran: Iran telah melancarkan serangan tajam terhadap Rafael Grossi, Direktur Jenderal Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA), menuduhnya merusak kenetralan badan tersebut dan berpihak kepada Israel di tengah meningkatnya agresi militer Israel terhadap Teheran. Grossi sebelumnya menyebutkan tidak ada bukti Iran mengembangkan senjata nuklir.

“Tidak ada bukti pasti bahwa Iran tengah mengembangkan senjata nuklir, meskipun ada kekhawatiran mengenai tingkat pengayaannya,” ujar Grossi dalam wawancara bersama CNN.

Ucapan Grossi itu langsung ditanggapi keras oleh Iran.

"Anda mengkhianati rezim nonproliferasi. Anda menjadikan badan tersebut mitra dalam perang agresi yang tidak adil ini," tulis juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Esmaeil Baqaei dalam sebuah posting yang ditujukan kepada Grossi pada Kamis, seperti dikutip Press TV, Jumat 20 Juni 2025.
 

Baca: Iran Masih Simpan Rudal Canggih untuk Serangan Jangka Panjang.


Tuduhan tersebut muncul setelah Grossi mengatakan bahwa pengawas tersebut tidak memiliki bukti apa pun tentang upaya sistematis Iran untuk beralih ke senjata nuklir.

"Ini sudah terlambat, Tuan Grossi: Anda mengaburkan kebenaran ini dalam laporan Anda yang benar-benar bias yang dimanfaatkan oleh E3/AS untuk menyusun resolusi dengan tuduhan tidak berdasar tentang 'ketidakpatuhan,'" kata Baqaei di akun resmi X-nya.

Minggu lalu, IAEA mengatakan bahwa mereka mendapati Iran melanggar kewajiban nuklirnya untuk pertama kalinya dalam 20 tahun.

Dalam sebuah resolusi yang didorong oleh Jerman, Prancis, dan Inggris –,tiga negara penandatangan kesepakatan nuklir Iran 2015 di Eropa,– dan didukung oleh AS, pengawas nuklir PBB menuduh Iran ‘tidak mematuhi’ kesepakatan nuklir tersebut.

"Resolusi yang sama kemudian digunakan, sebagai dalih terakhir, oleh rezim yang suka berperang dan melakukan genosida untuk melancarkan perang agresi terhadap Iran dan melancarkan serangan yang melanggar hukum terhadap fasilitas nuklir damai kami," kata Baqaei, merujuk pada Israel.

"Tahukah Anda berapa banyak warga Iran yang tidak bersalah telah terbunuh/cacat akibat perang kriminal ini? Apakah seperti itu cara seorang pegawai negeri sipil internasional diuji untuk menunjuk pimpinan PBB?,” imbuh Baqaei.

Narasi yang menyesatkan memiliki konsekuensi yang mengerikan

Juru bicara Iran menuduh direktur IAEA menjadikan pengawas PBB "mitra dalam perang agresi yang tidak adil ini."

"Anda mengubah IAEA menjadi alat yang memudahkan bagi anggota non-NPT untuk merampas hak dasar anggota NPT berdasarkan Pasal 4. Apakah Anda punya hati nurani yang bersih?!"

"Narasi yang menyesatkan memiliki konsekuensi yang mengerikan, Grossi, dan menuntut akuntabilitas," kata Baqaei.

Permusuhan dimulai pada hari Jumat ketika Israel melancarkan serangan udara di beberapa lokasi di Iran, termasuk fasilitas militer dan nuklir, menewaskan dan melukai ratusan orang, yang mendorong Teheran untuk melancarkan serangan balasan.

Mantan Menteri Luar Negeri Javad Zarif menuduh IAEA menambah bahan bakar ke dalam api melalui laporannya.

"Ketika Iran diserang militer dan IAEA memilih untuk mempertanyakan niat kami alih-alih mengutuk agresi tersebut, maka ia menjadi terlibat," Zarif memposting di X.

Negosiator nuklir Iran dan Menteri Luar Negeri Abbas Araghchi mengatakan sikap lembaga itu "dipolitisasi" dan bertentangan dengan mandat teknisnya.

Ia menekankan bahwa IAEA harus tetap netral dan tidak berfungsi sebagai alat untuk tekanan politik.

Kementerian Luar Negeri Iran menggemakan peringatan itu, dengan mengatakan perilaku seperti itu mengikis kepercayaan dan dapat memengaruhi kerja sama di masa mendatang dengan lembaga tersebut.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Fajar Nugraha)