Universitas Bakrie Dorong Kolaborasi Lintas Sektor Majukan Bioetanol Nasional

Diskusi publik “Prospek dan Tantangan Industri Bahan Bakar Nabati di Indonesia” di Auditorium Bakrie Tower, Jakarta, Rabu, 25 Juni 2025. Istimewa

Universitas Bakrie Dorong Kolaborasi Lintas Sektor Majukan Bioetanol Nasional

Al Abrar • 26 June 2025 18:48

Jakarta: Universitas Bakrie mendorong kolaborasi lintas sektor dalam mengembangkan industri bahan bakar nabati di Indonesia. Upaya ini diwujudkan melalui diskusi publik bertema “Prospek dan Tantangan Industri Bahan Bakar Nabati di Indonesia” yang digelar di Auditorium Bakrie Tower, Jakarta, Rabu, 25 Juni 2025.

Diskusi diselenggarakan oleh Bakrie Center for Energy and Sustainability bersama Program Studi Ilmu Politik Universitas Bakrie. Acara ini menghadirkan sejumlah narasumber kunci dari kalangan pemerintah, BUMN, dan akademisi.

Koordinator Pelayanan dan Pengawasan Usaha Bioenergi Kementerian ESDM, Elis Heviati, dalam paparannya menyoroti potensi besar bioetanol nasional yang belum tergarap maksimal. Menurutnya, Indonesia memiliki kapasitas produksi hingga 7,5 miliar liter per tahun. Namun, realisasi produksi saat ini baru mencapai 365 ribu kiloliter.

“Kita perlu segera atasi tantangan logistik, kebijakan fiskal, dan konflik kepentingan antara energi dan pangan,” ujar Elis.
 


Baca: Kebut Swasembada Energi, Prabowo Resmikan 55 Pembangkit Listrik EBT

Senada, VP Business Development Pertamina New and Renewable Energy, Andree Harahap, menekankan pentingnya reformasi kebijakan dan percepatan produksi bioetanol sebagai langkah strategis mengurangi impor bensin.

“Kalau kita mau serius dorong bioetanol, kita harus segera selesaikan persoalan distribusi dan kebijakan harga. Belajar dari Brasil dan Amerika Serikat, kunci keberhasilan ada di regulasi yang jelas,” ungkap Andree.

Tanggapan kritis juga disampaikan oleh Prof. Deffi Sari yang menyoroti dampak lingkungan dari pengembangan biofuel, termasuk risiko deforestasi dan emisi gas rumah kaca.

Dekan Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Bakrie, Prof. Dudi Rudianto, mengatakan forum ini bertujuan mempertemukan pemangku kepentingan dari berbagai sektor untuk mencari solusi bersama atas tantangan transisi energi.

“Acara ini penting karena mempertemukan praktisi industri, pemerintah, dan akademisi agar kita bisa cari solusi bersama yang realistis untuk pengembangan energi nabati di Indonesia,” kata Dudi.

Sementara itu, Head of Bakrie Center for Energy and Sustainability, Dr. Muhammad Badaruddin, yang juga bertindak sebagai moderator, menegaskan bahwa diskusi ini merupakan bagian dari strategi kampus dalam mendukung percepatan transisi energi nasional melalui sinergi multipihak.

Acara ini turut dihadiri mahasiswa dan dosen lintas program studi sebagai bentuk penguatan koneksi antara akademisi dan dunia industri serta mendorong diskusi strategis yang mendalam mengenai isu energi berkelanjutan di Indonesia.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Al Abrar)