Lebih dari 20 ribu artefak di Gaza hilang atau dijarah selama serangan Israel. (Anadolu Agency)
Muhammad Reyhansyah • 18 November 2025 11:00
Gaza: Warisan sejarah dan budaya Gaza kembali menjadi korban dalam agresi Israel yang telah berlangsung dua tahun, dengan lebih dari 20.000 artefak langka dari era prasejarah hingga periode Ottoman dilaporkan hilang dan dijarah.
“Militer Israel telah menghancurkan situs-situs arkeologi Gaza secara sistematis dan luas sebagai bagian dari kebijakan yang bertujuan menghapus identitas Palestina,” ujar kepala Kantor Media Pemerintah Gaza, Ismail al-Thawabteh, dikutip dari Anadolu, Selasa, 18 November 2025.
Data resmi menunjukkan lebih dari 316 situs serta bangunan bersejarah di Jalur Gaza hancur sebagian atau sepenuhnya akibat serangan Israel. Sebagian besar berasal dari era Mamluk dan Ottoman, sementara lainnya merupakan peninggalan awal masa Islam dan periode Bizantium.
Qasr al-Basha, sebuah istana era Mamluk yang berdiri di atas situs warisan UNESCO yang berusia sekitar 800 SM menjadi salah satu bangunan yang mengalami kerusakan berat. Menurut Hamouda Al-Dahdar, pakar warisan budaya dari Pusat Pelestarian Warisan Budaya di Bethlehem, sekitar 70% struktur istana di lingkungan Al-Daraj, Kota Tua Gaza, rusak akibat serangan.
Para teknisi dan pekerja masih menyisir reruntuhan dengan peralatan sederhana untuk menemukan sisa-sisa artefak yang tercerai-berai demi menyelamatkan identitas sejarah Gaza yang masih tersisa.
“Yang terjadi terhadap warisan Gaza bukan hanya penghancuran; ini adalah penjarahan yang terorganisasi, praktik yang dilarang hukum internasional dan merupakan serangan terhadap warisan budaya dunia,” kata Thawabteh. Ia menambahkan bahwa lebih dari 20.000 artefak langka dari prasejarah hingga masa Ottoman yang sebelumnya tersimpan di museum telah hilang sejak perang dimulai.
Dahdar juga mengonfirmasi hilangnya ribuan artefak bersejarah setelah lokasi tersebut digerebek dan dihancurkan oleh pasukan Israel. “Setiap artefak memiliki makna sejarah dan mencerminkan satu bab dari perjalanan peradaban Palestina,” ujarnya, menyebut penjarahan itu sebagai “kejahatan budaya serius yang memengaruhi identitas nasional dan warisan bersama umat manusia.”
Ia menuturkan bahwa situs itu telah mengalami kerusakan besar dalam operasi militer Israel sebelum penarikan pasukannya pada 1994. Setelah itu, Otoritas Palestina merenovasi istana tersebut dan menjadikannya museum dengan koleksi bersejarah yang bernilai tinggi.
Israel menduduki Gaza pada 1967 dan mundur pada 1994 sebagai bagian dari Kesepakatan Oslo 1993 dengan Organisasi Pembebasan Palestina (PLO). Pada 2005, Israel membongkar permukimannya di Gaza dalam “Rencana Disengagement” sepihak. Namun selama perang terbaru yang meletus pada Oktober 2023, istana tersebut kembali hancur dan artefaknya dijarah.
Lebih dari 69.000 warga Palestina, sebagian besar perempuan dan anak-anak, tewas dan lebih dari 170.700 lainnya terluka sejak perang Israel menghancurkan sebagian besar wilayah Gaza.
Baca juga: Restorasi Istana Pasha di Gaza Dimulai setelah Gencatan Senjata