Sejarah Nuzulul Quran, Malam Istimewa Turunnya Wahyu Pertama Al-Quran

Ilustrasi: Freepik

Sejarah Nuzulul Quran, Malam Istimewa Turunnya Wahyu Pertama Al-Quran

Riza Aslam Khaeron • 16 March 2025 15:19

Jakarta: Bulan Ramadan adalah bulan penuh keberkahan dan keutamaan bagi umat Islam di seluruh dunia. Ramadan 2025 yang dimulai sejak Sabtu, 1 Maret 2025 besok memasuki hari ke 17 Ramadan, artinya malam ini diyakini sebagai malam Nuzulul Quran — malam di mana Al-Qur'an pertama kali diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW melalui Malaikat Jibril.

Peristiwa Nuzulul Quran merupakan salah satu peristiwa besar dalam sejarah Islam. Malam turunnya Al-Qur'an menjadi awal dari petunjuk hidup bagi umat manusia, sebagaimana firman Allah SWT dalam Surat Al-Baqarah ayat 185:

"Bulan Ramadan adalah bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang batil)." (QS. Al-Baqarah: 185)

Mengutip NU Online pada Minggu, 16 Maret 2025, Nuzulul Quran adalah momentum istimewa yang memperingati turunnya wahyu pertama kepada Nabi Muhammad SAW. Peristiwa ini menjadi dasar penting bagi umat Islam dalam menjalankan kehidupan berlandaskan syariat Islam.
 

Proses Turunnya Al-Qur’an Pertama Kali

Menurut Syekh M Ali As-Shabuni dalam kitab At-Tibyan fi Ulumil Qur’an, Al-Qur'an pertama kali diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW pada tanggal 17 Ramadan ketika beliau berusia 40 tahun (sekitar tahun 608–609 M). Peristiwa ini terjadi di Gua Hira, sekitar 5 kilometer dari Makkah.

Dalam kejadian tersebut, Malaikat Jibril datang dan memeluk Rasulullah SAW sebanyak tiga kali seraya berkata:

"Iqra’!" (Bacalah!)

Rasulullah SAW menjawab, "Aku tidak mengenal bacaan." Kemudian Jibril membacakan wahyu pertama berupa Surat Al-Alaq ayat 1-5:

"Iqra’ bismi rabbikal ladzi khalaq, khalaqal insana min alaq. Iqra’ wa rabbukal akram, alladzi ‘allama bil qalam, ‘allamal insana ma lam ya’lam." (QS. Al-Alaq: 1-5)

(Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Mulia, yang mengajar (manusia) dengan pena. Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya.)

Syekh M Ali As-Shabuni menjelaskan bahwa setelah menerima wahyu ini, Rasulullah SAW mengalami ketakutan yang luar biasa. Beliau kemudian pulang ke rumah dan diselimuti oleh Sayyidah Khadijah RA, istrinya, untuk menenangkan diri.
 

Wahyu Pertama: Surat Al-Alaq atau Surat Al-Muddatstsir?

Terdapat perbedaan pendapat di kalangan ulama mengenai wahyu pertama yang diturunkan. Sebagian ulama berpendapat bahwa wahyu pertama adalah Surat Al-Alaq ayat 1-5 berdasarkan riwayat dari Sayyidah Aisyah RA yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim.

Namun, dalam riwayat lain dari Jabir bin Abdullah yang juga diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim, disebutkan bahwa wahyu pertama adalah Surat Al-Muddatstsir. Ketika Jabir bin Abdullah ditanya mengenai surat yang pertama kali turun, ia menjawab:

"Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda: ‘Sesungguhnya aku sedang berjalan di lembah, lalu aku mendengar suara dari langit, aku mendongakkan kepala, ternyata malaikat yang mendatangiku di Gua Hira sedang duduk di atas kursi di antara langit dan bumi. Aku kembali ke rumah dan berkata, ‘Selimuti aku! Selimuti aku!’ Lalu Allah menurunkan firman-Nya: Ya ayyuhal muddatstsir, qum fa’anzir, wa rabbaka fa kabbir. (QS. Al-Muddatstsir: 1-3)"

(Wahai orang yang berselimut! Bangunlah, lalu berilah peringatan! Dan agungkanlah Tuhanmu.)

Pendapat yang lebih kuat adalah wahyu pertama yang turun adalah Surat Al-Alaq ayat 1-5 sebagai wahyu awal kenabian, sedangkan Surat Al-Muddatstsir adalah wahyu pertama dalam kerasulan sebagai perintah dakwah.
 
Baca Juga:
Ancaman Bagi Orang Mokel, Apa Itu?
 

Pengakuan Wahyu sebagai Kebenaran

Setelah menerima wahyu pertama, Rasulullah SAW mulai menyampaikan dakwah secara sembunyi-sembunyi kepada kerabat dan sahabat terdekatnya. Dakwah secara terang-terangan dimulai setelah turunnya Surat Al-Muddatstsir.

Dalam Surat Asy-Syu'ara ayat 214, Allah SWT memerintahkan Rasulullah SAW untuk menyampaikan dakwah kepada keluarganya:

"Dan berilah peringatan kepada keluargamu yang terdekat." (QS. Asy-Syu’ara: 214)

Setelah wahyu ini turun, Rasulullah SAW mulai menyampaikan risalah Islam kepada umat manusia, meski harus menghadapi banyak tantangan dan penolakan dari kaum Quraisy.
 

Makna dan Hikmah Peristiwa Nuzulul Quran

Peristiwa Nuzulul Quran memberikan banyak hikmah bagi umat Islam, di antaranya:

1. Al-Qur'an sebagai petunjuk hidup – Al-Qur’an adalah pedoman utama bagi umat Islam dalam menjalani kehidupan.

2. Pentingnya ilmu dan membaca – Wahyu pertama yang berisi perintah “Iqra’” menekankan pentingnya membaca dan mencari ilmu.

3. Kesabaran dalam dakwah – Rasulullah SAW menghadapi banyak penolakan dalam menyebarkan Islam, namun beliau tetap bersabar.

Peristiwa Nuzulul Quran adalah peristiwa agung yang menjadi awal dari turunnya wahyu Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW. Wahyu pertama yang turun adalah Surat Al-Alaq ayat 1-5 yang mengandung pesan tentang pentingnya ilmu dan membaca.

Rasulullah SAW kemudian menerima wahyu berikutnya berupa Surat Al-Muddatstsir yang menandai dimulainya dakwah Islam secara terang-terangan. Peristiwa Nuzulul Quran mengingatkan umat Islam tentang pentingnya menjadikan Al-Qur’an sebagai pedoman hidup dan sumber ilmu yang utama.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Surya Perkasa)