Ilustrasi. Foto: Dok MI
Jakarta: Dunia keuangan sedang dikhawatirkan oleh ramalan penurunan tajam nilai dolar Amerika Serikat (AS), yang dianggap bisa melewati krisis keuangan di 1971. Kepercayaan terhadap dolar AS juga sedang menghadapi masalah besar, mendorong investor global untuk mencari alternatif seperti bitcoin.
Melansir Forbes, Senin, 14 April 2025, indeks dolar AS (ICE U.S. Dollar Index) menunjukkan penurunan harian terburuk sejak 2022. Penurunan ini disebabkan oleh kebijakan tarif yang signifikan yang diterapkan oleh pemerintahan Presiden Donald Trump, yang dianggap sebagai tindakan proteksionis paling radikal sejak awal abad ke-20.
Dolar AS biasanya dijadikan pilihan aman bagi investor di saat ekonomi tidak menentu. Namun, kali ini, terjadi aksi jual besar terhadap aset-aset yang terkait dengan AS. Fenomena ini mencerminkan adanya perubahan besar dalam kepercayaan pasar global terhadap mata uang dolar.
(Ilustrasi dolar AS. Foto: Freepik)
Permintaan bitcoin bakal meningkat
Para analis memperkirakan bahwa krisis kepercayaan ini bisa memicu peningkatan permintaan untuk bitcoin. Aset digital tersebut dianggap sebagai alternatif nilai penyimpanan store of value yang lebih kebal terhadap fluktuasi politik dan ekonomi.
Bahkan, beberapa pakar memperkirakan kapitalisasi pasar bitcoin dapat mengancam dominasi emas dan mencapai angka fantastis sebesar USD22 triliun dalam jangka panjang.
Penurunan nilai dolar juga memperkuat mata uang pesaing seperti euro dan yuan, yang menimbulkan kekhawatiran mengenai masa depan dolar sebagai mata uang cadangan global. Jika pola ini berlanjut, maka struktur keuangan internasional mungkin akan mengalami perubahan signifikan, yang dapat mengguncang tatanan ekonomi dunia yang sudah mapan selama berpuluh-puluh tahun.
Kondisi ini membawa kembali ingatan akan peristiwa 1971, ketika Presiden Richard Nixon memutuskan untuk mengakhiri keterikatan dolar pada emas, yang dikenal dengan istilah "Nixon Shock".
Namun, banyak yang merasa bahwa krisis saat ini dapat memiliki dampak yang lebih luas, mengingat kerumitan pasar global sekarang dan peran penting dolar dalam transaksi internasional. (
Avifa Aulya Utami Dinata)