Jemaah haji. Dok Kemenag.
Ihfa Firdausya • 25 May 2025 14:34
Jakarta: Setiap jemaah haji menantikan prosesi wukuf di Arafah sebagai momen paling sakral dalam ibadah haji. Para jemaah berkumpul, bermunajat, dan memperbanyak doa sebagai puncak dari seluruh rangkaian manasik di Arafah.
Namun bagi jemaah perempuan, sejumlah hal khusus perlu diperhatikan agar ibadah tetap sah dan terasa nyaman. Mustasyar Diny (konsultan ibadah) yang tergabung dalam Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi, Badriyah Fayumi, mengingatkan jemaah perempuan untuk memperhatikan lima hal penting berikut menjelang wukuf.
1. Haid Bukan Halangan untuk Wukuf
Banyak perempuan yang bertanya apakah haid membuat mereka tak bisa ikut wukuf. Jawabannya adalah tidak.
"Perempuan yang sedang haid tetap bisa melaksanakan wukuf. Yang tidak bisa dilakukan hanya tawaf, itu pun bisa dilakukan setelah suci,' terang Badriyah dalam keterangannya, Sabtu, 24 Mei 2025.
Kalau haid datang saat baru tiba di Makkah dan waktu sudah mendekati wukuf, jemaah bisa mengubah niat haji dari tamattu’ menjadi qiran. Dengan begitu, mereka tetap bisa ikut wukuf tanpa harus tergesa menyelesaikan umrah lebih dulu.
"Niatkan haji qiran, ikuti wukuf, lalu lanjutkan rangkaian ibadah. Umrah bisa dilakukan setelah suci," tambahnya.
2. Antisipasi dengan Pembalut atau Pampers
Selama wukuf, antrean di toilet biasanya sangat panjang. Untuk menghindari hal-hal yang tak diinginkan, Badriyah menyarankan jemaah perempuan mengenakan pembalut atau pampers.
"Ini bukan soal kenyamanan semata, tapi juga menjaga kesucian pakaian ihram. Setelah ada kesempatan, barulah bersuci dan mengganti," jelasnya.
Baca juga: Lebih 147 Ribu Kartu Nusuk Telah Didistribusikan untuk Jemaah Haji Indonesia |
Baca juga: Jemaah Asal NTT Wafat Sebelum Terbang ke Tanah Suci |