PM Hungaria Tolak Dukung Uni Eropa Jelang Pertemuan Trump-Putin

PM Hungaria Viktor Orban. (Anadolu Agency)

PM Hungaria Tolak Dukung Uni Eropa Jelang Pertemuan Trump-Putin

Willy Haryono • 12 August 2025 18:05

Budapest: Perdana Menteri Hungaria Viktor Orban kembali berseberangan dengan Brussels dengan menolak menandatangani pernyataan bersama Uni Eropa, yang menetapkan beberapa syarat menjelang pertemuan AS–Rusia perihal perang Ukraina.

Langkah Orban ini terjadi hanya beberapa hari sebelum pertemuan antara Presiden AS Donald Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin di Alaska pada 15 Agustus mendatang.

“Sebelum paduan suara liberal arus utama Eropa kembali melantunkan tudingan ‘boneka Putin’, saya ingin menjelaskan mengapa saya tidak bisa mendukung pernyataan tersebut atas nama Hungaria,” kata Orban, dikutip dari Brussels Signal, Selasa, 12 Agustus 2025.

Ia mengecam kebijakan luar negeri Uni Eropa, menuding blok tersebut mencoba mendikte jalannya perundingan yang bahkan tidak mereka hadiri.

“Uni Eropa sudah tersisih. Yang lebih buruk adalah jika kita mulai memberi instruksi dari bangku cadangan,” ujar Orban.

Orban berpendapat bahwa langkah yang tepat adalah mengikuti arahan Washington dan membuka pembicaraan langsung dengan Moskow.

“Satu-satunya langkah masuk akal yang dapat diambil para pemimpin UE adalah memulai KTT UE–Rusia,” tegas dia.

Pernyataan yang ditolak Orban, dan didukung 26 negara anggota lainnya, menegaskan bahwa tidak boleh ada kesepakatan damai tanpa keterlibatan Ukraina.

“Rakyat Ukraina harus memiliki kebebasan untuk menentukan masa depan mereka. Jalan menuju perdamaian di Ukraina tidak bisa diputuskan tanpa Ukraina. Negosiasi yang bermakna hanya dapat dilakukan dalam konteks gencatan senjata atau penurunan eskalasi,” bunyi pernyataan tersebut.

“Uni Eropa menegaskan hak Ukraina untuk memilih jalannya sendiri dan akan terus mendukung Ukraina menuju keanggotaan UE,” lanjutnya.

Pemerintah Orban selama ini menentang bantuan militer UE untuk Kyiv dengan alasan memperpanjang perang, serta mengkritik sanksi terhadap Rusia sebagai tidak efektif dan merugikan ekonomi Eropa.

Pada Maret 2025, Orban menolak ikut dalam strategi perang UE saat pertemuan khusus Dewan Eropa.

Selama kepresidenan Hungaria di UE pada 2024, ia membuat marah para pemimpin blok dengan mengunjungi Putin di Moskow dan memposisikan diri sebagai mediator konflik.

Baca juga:  Pemimpin Uni Eropa Tegaskan Perbatasan Ukraina Tak Boleh Diubah Paksa

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Willy Haryono)