Presiden AS Donald Trump bersama PM Israel Benjamin Netanyahu. (EPA)
Willy Haryono • 29 September 2025 06:51
Washington: Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengaku telah menerima “respons yang sangat baik” terhadap proposalnya untuk mengakhiri perang di Gaza dan optimistis dapat memperoleh dukungan dari Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu ketika keduanya bertemu hari Senin ini, 29 September 2025.
Dalam wawancara telepon dengan Reuters pada Minggu, Trump menyebut utusan khusus AS Steve Witkoff dan Jared Kushner sedang melakukan pembicaraan dengan Netanyahu di New York menjelang pertemuan di Gedung Putih.
“Kami mendapat respons yang sangat baik karena Bibi (Netanyahu) juga ingin membuat kesepakatan. Semua orang menginginkan kesepakatan ini,” kata Trump, dikutip dari The Korea Times.
Pekan ini, ketika para pemimpin dunia berkumpul di markas besar PBB di New York, AS meluncurkan rencana perdamaian Timur Tengah berisi 21 poin untuk mengakhiri perang hampir dua tahun antara Israel dan Hamas di Gaza.
Rencana itu mencakup pemulangan seluruh sandera — baik yang masih hidup maupun yang telah tewas — penghentian serangan Israel terhadap Qatar, serta dialog baru antara Israel dan Palestina untuk mencapai “koeksistensi damai,” menurut pejabat Gedung Putih.
Perwakilan Hamas pada Sabtu lalu menyatakan belum menerima dokumen rencana AS tersebut. Trump menilai para pemimpin Saudi Arabia, Qatar, Uni Emirat Arab, Mesir, dan Yordania berperan penting dalam proses ini. Ia menyebut kesepakatan ini tak hanya menargetkan akhir konflik Gaza, tetapi juga mendorong perdamaian yang lebih luas di Timur Tengah.
“Semua pihak terlibat. Semua orang menginginkannya, bahkan Hamas pun menginginkannya, salah satu alasannya adalah karena semua orang sudah lelah dengan perang,” kata Trump.
Meski tidak merinci isi kesepakatan gencatan senjata-tukar sandera, Wakil Presiden JD Vance mengatakan kepada Fox News bahwa pejabat tinggi AS tengah menjalani negosiasi “sangat rumit” dengan para pemimpin Israel dan Arab.
Dalam wawancara terpisah di Fox News, Netanyahu membuka kemungkinan amnesti bagi para pemimpin Hamas sebagai bagian dari kesepakatan. “Detailnya masih harus dibahas. Tapi jika pemimpin Hamas, misalnya, diizinkan keluar dari negara itu setelah perang berakhir dan semua sandera dibebaskan, kami akan mengizinkan mereka pergi,” ujarnya.
Vance menyebut dirinya “berhati-hati namun penuh harapan,” dan menilai situasi saat ini lebih positif dibanding beberapa bulan terakhir. Ia mengungkap rencana itu memiliki tiga komponen utama: pemulangan seluruh sandera, mengakhiri ancaman Hamas terhadap Israel, dan peningkatan bantuan kemanusiaan di Gaza.
“Saya pikir kita hampir mencapai ketiga tujuan itu,” kata Vance.
Baca juga: Hamas Mengaku Belum Terima Proposal Baru Gencatan Senjata Gaza