Jeffrey Epstein. (Dok. MacArthur Justice System)
Washington DC: Biro Investigasi Federal Amerika Serikat (FBI) dan Departemen Kehakiman Amerika Serikat (Doj) secara resmi menyimpulkan tidak ada 'daftar klien' Jeffrey Epstein, mantan ahli finansial dan pelaku perdagangan seks anak di bawah umur yang kasusnya menyeret banyak nama elite Amerika Serikat (AS).
Melansir BBC, hasil investigasi terbaru ini menepis seluruh teori konspirasi yang berkembang selama bertahun-tahun bahwa Jeffrey Epstein tidak mati bunuh diri dan dibunuh agar tidak membeberkan nama tokoh-tokoh elit AS yang terlibat operasi perdagangan seks.
Menurut memorandum resmi FBI dan DoJ, penyelidikan tidak menemukan "daftar klien yang memberatkan" ataupun "bukti kredibel" bahwa Epstein pernah memeras pejabat, selebritas, atau pengusaha ternama.
"Investigasi tidak menemukan bukti yang dapat dijadikan dasar penyelidikan terhadap pihak ketiga yang belum didakwa," demikian bunyi memo itu. FBI juga merilis rekaman yang mendukung kesimpulan pemeriksa medis bahwa Epstein benar-benar meninggal karena bunuh diri saat ditahan di Metropolitan Correctional Center, New York, pada 2019.
Pihak FBI dan DoJ juga menyatakan tidak ada bukti bahwa Epstein dibunuh untuk menutupi keterlibatan figur-figur penting. Penyelidikan tidak menemukan indikasi pemerasan terhadap individu berpengaruh, dan seluruh teori tentang pembunuhan Epstein dianggap tidak memiliki dasar.
Isu 'daftar klien' Epstein kembali mencuat setelah janji kampanye Presiden AS Donald Trump untuk membuka seluruh file terkait kasus ini. Namun, sejak Trump kembali menjabat Januari lalu, para pendukungnya merasa kecewa karena tidak ada temuan baru dan tidak ada "daftar klien" yang diumumkan.
Laporan Dikritik Pendukung Trump
Menurut memo dua halaman FBI dan DoJ, "tidak ada daftar klien yang memberatkan" dan "tidak ada bukti kredibel" Epstein pernah memeras individu berpengaruh. Penyidik juga menyimpulkan teori bahwa Epstein dibunuh untuk melindungi pihak lain adalah tidak berdasar.
Meski begitu, memo ini disambut dengan ketidakpercayaan dan kemarahan sebagian pendukung
Trump. Komentator kanan, Rogan O'Handley di X menuding ada "penutupan besar-besaran untuk melindungi elit keji".
Anggota Kongres dari partai konservatif, Anna Paulina Luna di X juga mengkritik laporan FBI tersebut.
"Ini bukan jawaban yang diharapkan rakyat Amerika," tulis Luna di X, melansir BBC.
Donald Trump Desak Jeffrey Epstein Jangan Dibahas Lagi
Kontroversi kian berkembang setelah Jaksa Agung Pam Bondi dalam wawancara Fox News pada bulan Februari menyebut kemungkinan pemerintahan
Trump akan membeberkan daftar klien Epstein.
"DoJ mungkin akan merilis daftar klien Epstein, itu sedang saya tinjau di meja saya," ungkapnya, melansir BBC
Namun, juru bicara Gedung Putih, Karoline Leavitt, pada hari Senin, kemudian menegaskan Bondi hanya merujuk pada seluruh dokumen kasus Epstein, bukan daftar klien spesifik. Beberapa dokumen yang dirilis FBI dinilai publik hanya berupa dokumen lama yang sudah tersedia.
Sementara itu, Bondi menuduh penyidik federal menahan ribuan dokumen dan "puluhan ribu video Epstein dengan anak-anak atau pornografi anak"—meski belum ada klarifikasi lebih lanjut.
Penyelidikan juga menegaskan, sebagian file Epstein tidak dapat dipublikasikan karena "sifatnya sangat grafis" dan berkaitan langsung dengan korban di bawah umur. Gedung Putih dan FBI menegaskan kembali bahwa investigasi tidak menemukan bukti pejabat tinggi, selebritas, atau pengusaha ternama terlibat maupun diperas Epstein.
Isu Epstein kembali mencuat usai klaim dari Elon Musk yang menuding
Trump ada di file Epstein pada bulan Juni di akun media sosial X pribadinya, meski tuduhan itu langsung dibantah Gedung Putih dan dihapus Musk.
Presiden Trump ketika ditanya seorang wartawan tentang kasus Epstein, memberikan tanggapan ringan dan cenderung menghindar.
"Kalian masih membahas Jeffrey Epstein? Orang ini sudah dibahas bertahun-tahun," ucap Trump, kepada para wartawan, melansir BBC.
"Kalian bertanya—kita punya Texas, kita punya semua hal ini. Tapi masih saja orang membahas orang ini, si aneh ini? Itu sungguh luar biasa," pungkas Trump .