Kebakaran Landa Iran selama Sebulan, Teheran Curiga Sabotase Israel

Kebakaran di kilang minyak utama di Abadan, Iran, pada hari Sabtu menewaskan satu orang.Kredit. (Farid Hamoudi/West Asia News Agency)

Kebakaran Landa Iran selama Sebulan, Teheran Curiga Sabotase Israel

Riza Aslam Khaeron • 23 July 2025 13:52

Teheran: Gelombang kebakaran dan ledakan misterius melanda Iran hampir setiap hari selama lebih dari dua minggu terakhir, memicu kekhawatiran di tengah masyarakat yang masih dilanda trauma akibat perang singkat dengan Israel dan Amerika Serikat pada Juni lalu. Meski pejabat publik Iran menyebut insiden-insiden ini sebagai kecelakaan biasa, para pejabat senior secara pribadi menduga adanya sabotase terkoordinasi.

Melansir The New York Times pada Rabu, 23 Juli 2025, tiga pejabat Iran—termasuk anggota Korps Garda Revolusi Islam (IRGC)—menyatakan bahwa mereka meyakini banyak dari insiden tersebut merupakan tindakan sabotase yang kemungkinan besar dilakukan oleh Israel. Dugaan ini merujuk pada sejarah panjang operasi rahasia Israel di wilayah Iran, mulai dari ledakan hingga pembunuhan tokoh-tokoh penting.

"Banyak dari kejadian ini tidak masuk akal jika disebut kecelakaan biasa," ujar salah satu pejabat yang tidak bersedia disebutkan namanya. Ledakan terjadi di kilang minyak utama di Abadan yang menewaskan satu orang dan menghancurkan satu jalur produksi. Insiden lainnya melanda pabrik sepatu, jalan di dekat bandara besar, hingga kompleks perumahan.

Pejabat Eropa yang terlibat dalam urusan Iran juga menyampaikan analisis serupa. Ia mencurigai keterlibatan Israel atas dasar pola-pola lama operasi Mossad di Iran, baik sebagai bentuk perang psikologis maupun untuk menargetkan infrastruktur dan individu penting.

Israel menolak berkomentar secara resmi. Namun pada bulan Juni lalu, Direktur Mossad menyampaikan pidato publik langka yang menegaskan bahwa badan intelijen tersebut akan terus menjalankan operasi di Iran.

"Kami akan tetap ada, seperti yang telah kami lakukan sampai saat ini," ujarnya.

Beberapa kasus ledakan mengarah pada skenario yang lebih mencurigakan. Di Qom, sebuah unit apartemen hancur seperti akibat bom. Dua pejabat Iran menyebut bahwa unit tersebut disewa oleh orang-orang tak dikenal yang diduga memicu kebocoran gas sebelum pergi.

Di kompleks perumahan karyawan kehakiman di Teheran, ledakan serupa juga terjadi. Para pejabat meyakini sabotase itu dimaksudkan untuk menebar ketakutan di kalangan hakim dan jaksa, mirip pola yang dulu digunakan untuk mengintimidasi ilmuwan nuklir Iran.

Meski demikian, pejabat publik Iran tetap menyebut faktor-faktor seperti kebocoran gas, pembakaran sampah, dan infrastruktur tua sebagai penyebab. Direktur Dinas Pemadam dan Keselamatan Teheran, Ghodratollah Mohammadi, menyebut penyebab utama adalah peralatan usang, penggunaan alat gas tidak standar, serta kelalaian dalam prinsip keselamatan.
 

Baca Juga:
Trump Kembali Ancam Iran, Siap Serang Fasilitas Nuklir Lagi

Ketakutan publik meningkat setelah ledakan yang terjadi nyaris setiap hari.

"Pemerintah Iran memiliki rekam jejak panjang dalam menutupi dan tidak transparan. Respons yang kabur hanya memperbesar ketakutan dan kecurigaan," ujar Omid Memarian, peneliti dari lembaga kebijakan luar negeri DAWN di Washington.

Seorang warga Kashan, kota dekat fasilitas nuklir dan pangkalan rudal, mengatakan kepada NYT bahwa ia merasa hidup dalam paranoia.

"Banyak dari kami percaya bahwa ini ulah Israel dan perang belum benar-benar berakhir," ujarnya.

Mahdi Mohammadi, politisi konservatif sekaligus penasihat senior Ketua Parlemen Iran, menyebut situasi dengan Israel sangat tidak dapat diprediksi.

"Kita bahkan tidak dalam gencatan senjata, ini hanya jeda rapuh. Setiap saat bisa kembali jadi perang," katanya melalui rekaman yang disebarkan di Telegram.

Banyak warga juga mempertanyakan penyebab kematian Brigadir Jenderal Gholamhossein Gheybparvar, komandan senior IRGC yang disebut meninggal akibat komplikasi luka kimia dari perang 1980-an. Namun sebagian publik menduga kematiannya berkaitan dengan sabotase terkini.

Pemerintah Iran berusaha meredakan keresahan dengan mengundang Kementerian Energi dan Perusahaan Gas Nasional untuk memberi penjelasan kepada Dewan Kota Teheran. Namun warga tetap skeptis. Di media sosial, bahkan beredar meme yang menyamakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dengan petugas gas Iran.

Akun yang terkait dengan pemerintah Israel juga ikut menyindir. Salah satunya, yang diakui oleh pejabat Mossad, menulis: "Ledakan demi ledakan. Seseorang harus memeriksa apa yang sedang terjadi di sana."

Ketika tidak ada pengakuan resmi, dan ledakan terus terjadi, banyak warga Iran yakin bahwa perang bayangan antara Teheran dan Tel Aviv belum berakhir, melainkan hanya berganti wajah.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Surya Perkasa)