Bupati Trenggalek Nur Arifin (Gus Ipin). Foto: Metro TV/Fachri Audhia Hafiez 
                                                
                    Riza Aslam Khaeron • 28 October 2025 15:28 
                
                
                    
                        Jakarta: Peringatan Hari Sumpah Pemuda ke-97 pada Selasa, 28 Oktober 2025 menjadi momen yang relevan untuk menyoroti kontribusi pemuda dalam kepemimpinan publik.
Salah satu figur yang layak mendapat perhatian adalah Mochamad Nur Arifin, Bupati Trenggalek sekaligus Ketua DPC PDI Perjuangan Trenggalek. Dikenal luas dengan sapaan Mas Ipin atau Gus Ipin.
Menjabat sebagai bupati dua periode sejak 2019 dan kembali dilantik untuk masa jabatan 2025–2030, Nur Arifin hadir sebagai simbol perubahan generasi dalam pemerintahan lokal.
Lantas, bagaimana perjalanan karier dan peran strategis Nur Arifin dalam membangun Trenggalek dan memperkuat posisi politiknya di tingkat nasional? Berikut ulasannya.
Masa Kecil dan Perjalanan Awal
Mochamad Nur Arifin, yang lebih dikenal dengan panggilan Mas Ipin, lahir di Surabaya, Jawa Timur, pada 7 April 1990. Ia tumbuh dalam lingkungan keluarga sederhana yang semula bermukim di Trenggalek namun harus hijrah ke Surabaya demi mencari penghidupan yang lebih baik.
Pada masa kecilnya, sang ayah bekerja sebagai tukang becak, sementara ibunya membantu sebagai asisten rumah tangga.
Kehilangan sosok ayah pada tahun 2007 menjadi pukulan berat bagi Nur Arifin, yang kala itu baru berusia 17 tahun. Namun, peristiwa ini justru menjadi titik tolak perjalanan hidupnya.
Ia sempat menggeluti dunia musik dan mendirikan grup band bernama Marsmellow, bahkan merilis beberapa lagu, termasuk single "Tegas" hasil kolaborasi dengan musisi ternama Pay dan Dewiq.
Selama dua tahun, ia bolak-balik antara Jakarta dan Surabaya demi mengejar mimpi di dunia hiburan.
Keputusan untuk kembali ke Trenggalek didorong oleh pesan terakhir ayahnya, yakni agar ia kembali ke tanah leluhur dan memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat. Di kampung halaman, ia membangun usaha yang menyerap tenaga kerja lokal serta meluncurkan program pemberdayaan petani bertajuk Trenggalek Menyemai Tunas (Trengginas).
Kiprahnya dalam program tersebut membuatnya dikenal oleh berbagai tokoh politik daerah. Pada 2015, perkenalannya dengan Emil Dardak dimulai saat berpartisipasi dalam penyelenggaraan festival pantai di Prigi, Trenggalek.
Jenjang Pendidikan
Nur Arifin menyelesaikan pendidikan dasar di SD Margorejo V dan lulus pada 2001, melanjutkan ke SMP Negeri 12 Surabaya (lulus 2004), serta menamatkan jenjang SMA di SMA Negeri 6 Surabaya pada 2007.
Ia sempat tercatat sebagai mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Airlangga, mengambil jurusan Manajemen pada tahun yang sama, namun drop out pada 2015.
Tak lama berselang, ia menuntaskan studi sarjana di Universitas Dr. Soetomo Surabaya dan resmi meraih gelar S1 pada 2019. Pada 2023, Arifin menyelesaikan program pascasarjana di bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia di Universitas Airlangga. 
 
 
Karier Politik Awal dan Menjadi Bupati Trenggalek
Karier politik Nur Arifin mulai menanjak setelah membentuk kemitraan dengan Emil Dardak untuk maju sebagai pasangan calon 
kepala daerah dalam Pilkada Trenggalek 2015. Duet ini memenangkan kontestasi dengan raihan suara luar biasa, mencapai 76,28% atau 292.248 suara, mengalahkan petahanan dan lawan politiknya secara telak.
Koalisi pendukung mereka terdiri dari PDI Perjuangan, Partai Demokrat, PAN, Gerindra, dan Golkar, dengan tambahan dukungan dari Hanura dan PPP.
Setelah dilantik pada 17 Februari 2016, Arifin secara resmi menjabat sebagai Wakil 
Bupati Trenggalek. Saat pelantikan, usianya baru 25 tahun, menjadikannya wakil 
kepala daerah termuda di Indonesia dan tercatat dalam Museum Rekor Indonesia (MURI) atas pencapaian tersebut.
Peralihan kepemimpinan di Kabupaten Trenggalek terjadi seiring pelantikan Emil Dardak sebagai Wakil Gubernur Jawa Timur pada 12 Februari 2019. Dua hari berselang, tepatnya pada 14 Februari 2019, Nur Arifin diangkat sebagai Pelaksana Tugas (Plt) 
Bupati Trenggalek.
Ia menjalankan peran tersebut hingga akhirnya secara resmi dilantik sebagai 
Bupati Trenggalek ke-17 pada 28 Mei 2019.
Memasuki Pilkada 2020, Nur Arifin kembali mencalonkan diri bersama Syah Mohammad Natanegara sebagai wakilnya. Pasangan ini berhasil memenangkan kontestasi dan resmi menjabat untuk periode 2021–2026.
Lima tahun kemudian, keduanya kembali maju dalam Pilkada 2024 dan kali ini tanpa dihadapkan pada pesaing lain. Mereka memperoleh dukungan dari delapan partai politik yang memiliki kursi di DPRD Trenggalek dan menang mutlak atas kotak kosong dengan raihan suara sebesar 80,8 persen menurut hasil rekapitulasi resmi dari Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Nur Arifin dan Syah Mohammad Natanegara secara resmi dilantik untuk masa jabatan 2025–2030 oleh Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, dalam upacara kenegaraan di Istana Negara, Jakarta, pada Kamis, 20 Februari 2025.
Jong Indonesia Festival
Hadir dan saksikan Jong Indonesia Festival yang digelar di Gedung Pusat Perfilman H Umar Ismail pada 30 Oktober 2025. Seluruh kegiatan dapat disaksikan langsung via YouTube Metro TV. 
Kegiatan ini akan menghadirkan pemuda-pemudi dengan beragam latar belakang. Peter Shearer, Inayah Wulandari Wahid, dan GPH Bhre Sudjiwo sebagai tokoh pemuda pewaris keluarga sukses akan hadir sebagai narasumber.
Kemudian, Muhammad Sadad, Andanu Prasetyo, dan Merry Riana sebagai tokoh muda yang berhasil merintis dan membangun karier dan bisnis di berbagai bidang. Selanjutnya, Robinson Sinurat, Carina Joe, Arvy Egadipoera dengan latar tokoh muda di bidang pengetahuan yang turut serta membangun bangsa.
Begitu juga, Sudaryono, Maman Abdurrahman, dan Mochamad Nur Arifin, tokoh muda yang membangun karier politik dan kini dipercaya menjadi pemimpin Indonesia. Kegiatan ini juga disemarakkan penampilan musik dari Dere dan stand-up comedy dari Gianluigi Christoikov.