BP Jual Bisnis Energi Angin di AS

Bisnis energi angin. Foto: Unsplash.

BP Jual Bisnis Energi Angin di AS

Arif Wicaksono • 17 September 2024 15:06

New York: Brittish Proteleum (BP) mengumumkan rencana untuk menjual bisnis energi angin daratnya di Amerika Serikat (AS). Hal ini dilakukan karena raksasa minyak dan gas itu mengurangi ketergantungannya pada energi terbarukan dan berfokus pada bisnis intinya.
 

Baca juga: Kongres ISEI XXII Tekankan Transformasi Ekonomi Berkelanjutan


Usaha memperkuat bisnis inti merupakan komitmen untuk meningkatkan dividen dan membeli kembali saham atau buyback senilai miliaran dolar tahun ini ditengah tingginya utang perusahaan.

BP yang memperoleh sebagian besar uangnya dari bahan bakar fosil, tengah berupaya mengatasi jatuhnya harga minyak di tengah permintaan yang lesu.

"Perusahaan akan segera memulai proses penjualan BP Wind Energy sehingga dapag menyederhanakan portofolio kami dan berfokus pada nilai", kata BP dikutip dari Business Times, Selasa, 17 September 2024.

BP saat ini memiliki saham di 10 ladang angin yang beroperasi di AS. BP menuturkan kurang dari setahun yang lalu, perusahaan mengatakan angin darat sangat penting bagi bisnis energi terbarukan & listrik BP dan merupakan salah satu dari lima mesin pertumbuhan transisi perusahaan.

Perusahaan berencana untuk berfokus pada divisi suryanya, Lightsource BP. Langkah ini menandai perubahan mendadak dalam strategi energi terbarukan perusahaan.

Pengembangan wind energy lambat

Pengembangan tenaga angin darat AS mengalami stagnasi dalam beberapa tahun terakhir. Kondisi ini disebabkan suku bunga tinggi, pengiriman peralatan dan perizinan yang lambat, serta kendala koneksi jaringan.

Penundaan proyek dan kendala lainnya menyebabkan BNEF memangkas proyeksinya untuk tenaga angin darat baru sebesar 22 persen hingga tahun 2030.

Fenomena ini karena faktor-faktor seperti harga listrik yang rendah membuat pengembang akan memilih untuk tidak membangun beberapa proyek.

BP kembali ke bisnis inti imbuhnya, seraya mencatat bahwa pesaingnya Shell telah menerapkan strategi serupa.

Tahun lalu, BP mengatakan pemangkasan produksi minyak dan gas akan lebih lambat pada dekade ini.

Hal ini dilakukan setelah gangguan pasokan yang dipicu oleh invasi Rusia ke Ukraina menyebabkan laba minyak dan gas melonjak ke level tertinggi.

Namun kini, industri migas global tersebut menghadapi penurunan harga minyak mentah sebesar 20 persen dari puncaknya.

Perusahaan juga akan melepas sebagian sahamnya di jaringan pipa gas alam utama kepada firma investasi Apollo Global Management yang berkantor pusat di New York dalam kesepakatan senilai USD1 miliar.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Arif Wicaksono)