Ilustrasi. Foto: dok Kemenkeu.
M Ilham Ramadhan Avisena • 20 September 2024 14:31
Jakarta: Pemerintahan baru, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, didorong untuk bisa secara konsisten melakukan monitoring atas realisasi belanja Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) di tahun depan. Itu berkaitan dengan penambahan alokasi belanja yang telah disahkan oleh DPR.
"Pemerintah terpilih atau pemerintah baru perlu memastikan penambahan anggaran itu akan dipertanggungjawabkan melalui monitoring dan evaluasi yang tetap terutama untuk program-program yang sifatnya baru," ujar periset dari Center of Reform on Economic (CoRE) Indonesia Yusuf Rendy Manilet saat dihubungi, Jumat, 20 September 2024.
Diketahui, alokasi belanja negara pada tahun depan disepakati sebesar Rp3.621,31 triliun, naik dari usulan pemerintah yang senilai Rp3.613,1 triliun. Perubahan belanja itu mencakup belanja pemerintah pusat Rp2.701,44 triliun dan transfer ke daerah (TKD) sebesar Rp919 triliun.
Penaikan alokasi itu utamanya ditujukan untuk mendukung pelaksanaan program-program prioritas presiden terpilih di tahun depan. Konsistensi monitoring pelaksanaan anggaran, kata Yusuf, menjadi penting agar tujuan dari beberapa program anyar tersebut bisa dipastikan efektivitasnya.
"Setidaknya dalam tataran jangka waktu satu tahun ke depan dan dalam satu tahun ke depan harapannya evaluasi juga akan lebih sering dilakukan sekali lagi untuk memastikan sasaran output dalam jangka pendek itu bisa tercapai," jelas Yusuf.
Baca juga: APBN 2025 Diketok, Menkeu: Pertama Kali Pendapatan Negara Tembus Rp3.000 Triliun |