Aktivis, Bemmus Jatim Mahsun Al Fuadi. Dok. Istimewa
Candra Yuri Nuralam • 19 January 2024 16:52
Jakarta: Kasus pelanggaran hak asasi manusia (HAM) masa lalu tengah menjadi sorotan lantaran tidak kunjung dituntaskan. Kasus tersebut erat kaitannya dengan Pemilihan Umum (Pemilu) 2024, karena salah satu kandidat diduga sebagai salah satu pelaku.
“Terdapat fakta dari Dewan Kehormatan Perwira (DKP) dalam buku, yaitu pemberhentian Prabowo Subianto atas 12 kasus pelanggaran HAM berat, salah satunya penculikan aktivis,” kata aktivis, Bemmus Jatim Mahsun Al Fuadi, dalam keterangan tertulis, Jumat, 19 Januari 2024.
Hal tersebut diungkap Mahsun saat bedah Buku Hitam Prabowo di Sumenep. Menurut dia, mahasiswa dan aktivis pergerakan saat ini merupakan pemilih pemula yang mesti paham bagaimana dosa salah satu kandidat.
Mahsun mengatakan pengetahuan terkait kandidat yang bertarung di Pilpres 2024 sangat penting. Supaya, Indonesia tak kembali pada zaman Orde Baru, di mana unsur militer sangat berkuas dan HAM diinjak-injak.
"Dijelaskan keterlibatan Pak Prabowo cukup besar perannya terkait kasus pelanggaran HAM di masa itu," kata dia.
Baca Juga: Peserta Aksi Kamisan Berharap Presiden Baru Usut Permasalahan HAM Berat |