3 Teroris ISIS Teradikalisasi Medsos, BNPT Ingatkan Kewaspadaan

Kepala BNPT Komjen Mohammed Rycko Amelza Dahniel/Medcom.id/Siti

3 Teroris ISIS Teradikalisasi Medsos, BNPT Ingatkan Kewaspadaan

Siti Yona Hukmana • 19 August 2024 19:23

Jakarta: Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Rycko Amelza Dahniel, meminta semua pihak tidak lengah terkait radikalisasi di media sosial (medsos). Hal ini menyusul penangkapan tiga tersangka teroris ISIS yang teradikalisasi medsos.

"Ini pengalaman berharga kita. Ini sebagai bukti bahwa kita tidak bisa menganggap remeh, kita tidak bisa lengah, menganggap enteng terhadap radikalisasi yang dilakukan menggunakan media online dengan berbagai platform media sosial," kata Rycko di The Westin Hotel, Jakarta Selatan, Senin, 19 Agustus 2024.
 

Baca: Penangkapan 3 Teroris ISIS Terkait Peningkatan Konsolidasi dan Radikalisme

Rycko mengapresiasi Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri yang telah melakukan berbagai tindakan penegakan hukum. Khususnya, menangkap tiga tersangka teroris. Pemanglau itu disebut dalam rangka pencegahan atau preemptive strike.

"Ini tentunya akan semakin memberikan kontribusi besar dalam memutus mata rantai sel-sel teror yang akan muncul di permukaan," ujar jenderal polisi bintang tiga itu.

Selain itu, Rycko menyebut penangkapan ketiga teroris itu juga menjadi pelajaran bagi semua pihak. Bahwa terbukti radikalisasi melalui media online itu benar ada, terbukti, dan bukan yang pertama kali.

"Jadi, intinya di sini adalah bahwa ancaman ideologi kekerasan ideologi intoleran yang merusak kerukunan, merusak toleransi merusak rasa persatuan dan kesatuan bangsa ini tidak akan hilang. Mereka hanya tidur sebentar, konsolidasi, dan terus mencari cara dan momentum untuk melakukan radikalisasi," ungkap Rycko.

Untuk diketahui, Densus menangkap remaja 19 tahun berinisial HOK atas kasus tindak pidana terorisme di Batu, Malang, Jawa Timur pada Rabu, 31 Juli 2024. HOK hendak melakukan bom bunuh diri di dua tempat ibadah di Batu.

HOK terafiliasi dengan ISIS setelah terpapar di sosial media. Dia masuk ke dalam grup Telegram berbayar yang dikelola dari luar negeri.

Meski tak pernah bertemu langsung dengan anggota grup, dia kerap mendapatkan materi seputar aksi terorisme. Bahkan, dia belajar merakit bom dari video tutorial yang dikirimkan lewat Telegram tersebut.

Selang tujuh hari, Densus 88 menangkap dua teroris yang juga pendukung ISIS di Jakarta Barat pada Selasa, 6 Agustus 2024. Keduanya berinisial RJ dan AM. Mereka sempat merakit bom sebelum ditangkap. Namun, belum diketahui pasti apakah untuk aksi sendiri atau mencari pengantin bom bunuh diri.

RJ dan AM tidak masuk dalam jaringan teror aktif. Melainkan aktif mengunggah narasi hingga propaganda ISIS di media sosial miliknya.

Di samping itu, meski sama-sama terpapar lewat sosial media, teroris di Batu dan Jakarta Barat dipastikan tidak berkaitan. Sebab, sosial media grup dan laman-laman atau website yang diakses terkait terorisme oleh tersangka di Batu dan Jakbar berbeda.

Namun, fenomena ini menunjukkan bahwa banyak grup-grup yang mencoba merekrut anggota teroris tanpa ketemu fisik. Melainkan, hanya melalui grup-grup sosial media atau pun propaganda di internet yang mereka miliki.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(M Sholahadhin Azhar)